Hari ini libur, Candy dengan malas kebawah karena mendengar kebisinga yang seperti nya ditimbulkan dari tamu sang papa atau mamah nya. Hanya dengan baju tidur yang seperti anal kecil dan rambut yang dikepal keatas wanita itu kebawah.
“Ya Tuhan!” Ujar Candy sembari mengelus dadanya.
Dihadapan nya kini sudah berada seorang lelaki yang sungguh ia kenali dan benci sekaligus. “E..Erik?!” Ujar Candy sembari menelan salivanya.
Ternyata keluarga Peter sedang main dirumah nya, tapi kenapa harus disiang hari bolong. Biasanya papah menerima tamu saat malam saja, Candy dengan cepat menuju keatas ketika senyuman mengejek dari Erik bisa terlihat dimata nya.
Saat Candy memasuki kamar mandi berniat untuk cuci muka dan menggosok gigi, suara langkah kaki seseroang terdengar jelas diluar. Candy tak memperdulikan nya karena merasa itu mungkin saja pembatu dirumah nya.
Selesai menyikat gigi dan mencuci muka, Candy dengan santai keluar dari kamar mandi dengan handuk ditangan nya. “Waaa!” Teriak Candy ketika melihat Erik berada didalam kamar nya.
“Aku sudah izin dengan papah mu, malah orang tua yang menyuruh ku main bersama mu.” Ujar Erik.
“Dia gak tahu kalau kamu seperti ini.” Ujar Candy.
Erik pura pura kebingungan. “Memang nya aku seperti apa?” Tanya Erik merasa cukup tersinggung tapi ia tahu Candy hanya ingin menyudutkan nya, jadi ia juga akan menanggapi nya dengan bercandaan.
“Ah, aku capek banget.” Ujar Erik sembari berbaring di atas kasur nya kala itu.
Candy yang melihat nya membulatkan matanya dan mengusir Erik dari kamar nya. “Erik, pergi sana kamu kan laki-laki!” Ujar Candy.
Erik menaikan satu alis nya. “Masak karena aku laki-laki gak boleh main ke kamar kamu?” Ujar Erik pura-pura merasa tersakiti.
Candy tersenyum jengkel. “Aku biasa nya gak izinin laki-laki masuk selain papah ke kamar ku.” Ujar Candy.
Erik menepuk tangan nya karena merasa bangga. “Aku gak perlu repot-repot untuk bilangin kamu perihal hal itu, aku juga gak bakal iklas kalau ada laki-laki yang masuk selain aku ke kamar pacar ku.” Ujar Erik membuat Candy melebarkan mulut nya.
“Lagian aku juga cuma tiduran dan main aja kok, gak bakal ngapa-ngapain kamu juga Candy.” Ujar Erik membuat Candy menghela napas nya berat.
“Kamu belum mandi aja udah cantik banget ternyata.” Gombal Erik yang tidak sama sekali Candy tanggapi dengan positif.
“Aku mau mandi, kamu keluar dulu.” Ujar Candy.
Erik melebarkan matanya. “Mandi saja sana, aku tunggu disini. Toh aku gak sedang ada didalam kamar mandi nya.” Goda Erik membuat Candy merasa kesal sampai di Ubun-Ubun.
Candy berjalan ke walk in closet di dalam kamar milik nya, mengambil sebuah gaun bewarna pink pastel dan dalaman nya. Setelah itu melangkah ke dalam kamar mandi dalam pandangan kesal.
“Menyebalkan!” Ujar Candy sebelum menutup pintu kamar mandi nya dengan keras.
“Semakin mengenal nya semakin manis ternyata dia.” Gumam Erik ketika itu.
Erik keliling kamar Candy, melihat beberapa koleksi buku- buku wanita itu yang terlihat asing untuk seorang pria seperti nya. “Wanita ini suka sekali bahan novel dan komik romantis, tapi kenapa menolak ketika aku mencoba untuk romantis dengan nya.” Ujar Erik
Erik kembali mengingat masa kecil mereka ketika pria itu berhasil menemukan foto mereka berdua yang telah di bingkai tersimpan rapat disebuah rak kamar Candy. “Kenapa dia tidak memajang nya saja?” Gumam Erik sembari meletakan figura tersebut di samping tempat tidur Candy.
“Begini akan lebih baik.” Ujar Erik
Beberapa tahun silam.
“Kak Candy!” Ujar Erik sembari berlari kearah Candy yang waktu itu berumur tujuh tahun.
Candy menoleh pada Erik kecil yang hanya berjarak satu tahun saja dari nya. “Ada apa?” Tanya Candy dengan baik hati padanya, disaat semua orang menjauhi nya karena dirinya yang bodoh.
“Mau main sama aku gak?” Tanya Erik ketika Candy tengah bersama teman-teman nya waktu itu.
Candy kecil menghela napas nya, lalu mengangguki nya. Pada akhirnya Candy mengajak Erik untuk bermain masak-masakan bersama nya dan teman nya, Erik tak merasa malu sama sekali walau dia anak laki-laki sekalipun.
“Erik senang ketika berada di samping kak Candy, sampai dewasa nanti...Erik akan main bersama kakak saja, gak akan sama yang lain!” Ujar Erik yang diangguki oleh Candy ketika itu.
Erik menutup ingatan masalalu nya ketika Candy dewasa kini tengah berdiri di hadapan nya begitu cantik nya. “Sudah selesai mandi?” Tanya Erik.
Candy mengangguk. “Kamu bisa melihat sendiri dengan mata mu yang jelalatan.” Ujar Candy menyindir Erik yang terkenal sangat playboy di sekolah mereka.
“Ck, kalau cemburu bilang dong. Aku bakal jauhin semua wanita di sekolah demi kamu.” Ujar Erik membuat Candy merinding setengah mati.
“Lulus dari sekolah, aku cari kerja. Lalu melamar kamu, mau apa nggak kira-kira?” Tanya Erik membuat Candy tersedak ludah sendiri.
“Apa kamu gila, menanyakan hal itu disaat yang seperti ini.” Ujar Candy semakin dibuat sebal saja.
Erik menggarukan kepalanya yang tidak gatal. “Lagian aku bingung sih, kamu sebenarnya mau gak jadi pacar aku. Kalau gak mau aku bakal langsung ajak kamu nikah aja, dari pada ntar diambil orang kan sayang.” Ujar Erik.
“Erik kamu masih kecil ya.” Ujar Candy
Erik melangkah mendekat pada Candy hingga sang wanita terjatuh di atas kasur nya sendiri. Erik mendekat ke wajah sang wanita dan membisikkan Candy sesuatu. “Hanya umur yang beda setahun bukan berarti aku gak bisa memuaskan mu. Ah, maksud ku sebagai pacar ataupun suami. Jangan berpikir macam-macam, kak Candy.” Bisik Erik dengan manja saat itu membuat bulu kuduk Candy naik tetapi jantung nya tak bisa bohong kalau dirinya tidak merasa deg-degan.
Jantung ku kenapa berpacu dengan kencang saat ini, hanya karena bocah ini.