Dua minggu kemudian, Lena dan Peter mengadakan acara pernikahan mereka dengan megah. Sesuai dengan apa yang ingin Lena ingin kan sebelum nya, mereka berdua berpegangan tangan dan saling berciuman ketika selesai mengucapkan sumpah pernikahan hari ini.
Keluarga beserta tamu yang datang bersorak dan bertepuk tangan. "Selamat atas pernikahan mu." Ujar Keiden pada Peter.
"Terimakasih karena bapak menyempatkan datang kemari bersama bu Clarissa." Ujar Peter.
Keiden tersenyum. "Bukankah saya yang harus nya paling wajib untuk datang kemari, asisten yang sekarang telah merangkap menjadi sekretaris pribadi saya. Kamu salah satu yang terbaik dari hidup saya Peter, saya harap kamu bahagia selamanya." Ujar Keiden.
"Pernikahan bukanlah sesuatu yang mudah, saya harap kamu bisa lebih bertanggung jawab pada diri sendiri dan istrimu sekarang." Ujar Keiden.
Peter mengangguk dan mengucapkan banyak terimakasih untuk nasehat nya. "Saya tidak bisa berlama-lama disini karena harus terbang ke Amerika. Besok sudah balik, jangan khawatir tidak ada yang mengurus kantor. Bulan madu dan nikmati hari libur mu sebaik mungkin." Ujar Keiden yang diangguki Peter.
Kini selesai dari pernikahan, mereka nampak saling membereskan barang nya masing-masing. "Peter, biss tolong bantu aku?" Tanya Lena.
Peter berjalan mendekat kearah sang istri. "Perlu bantuan apa?" Tanya Peter.
Lena menujukan gaun nya yang panjang dan lebar, oia wanita itu ternyata memilih gaun yang Peter sukai saat mereka mencoba baju hari itu. Lena hanya ingin bersikap menyebalkan saja di depan Peter saat itu.
"Aku cukup terkejut melihat kamu memakai gaun yang aku sukai saat masuk kedalam altar?" Ujar Peter membuat Lena tersenyum kecil.
"Tolong bukakan tali belakang nya." Ujar Lena.
Peter mengangguk dan membantu sang istri untuk membukakan satu demi satu tali di belakang sana. "Selesai." Ucap Peter hampir memakan setengah jam untuk membuka gaun sang istri.
Peter membuka dasi nya dan kemeja nya tepat di hadapan Lena, toh mereka kini sudah dalam satu ruangan. "Hm, aku bisa melihat nya loh!" Ujar Lena sembari melirik postur tubuh keren Peter.
"Lihat saja sepuasnya, aku milik mu mulai sekarang." Ujar Peter.
Lena mengangguk senang saat itu, hingga dirinya ikut menurunkan gaun putih nya dan menampakkan tubuh ramping nya. "Ekhem." Peter menetralkan suara saat melihat tubuh bagian belakang Lena begitu terekspos dihadapan nya sekarang.
"Siapa yang mau mandi duluan?" Tanya Peter.
Lena menoleh pada Peter membuat Peter langsung mengalihkan pandangan matanya ke sembarang arah. "Ck, padahal kita sudah suami istri. Kenapa nampak nya kamu masih malu-malu?" Tanya Lena menyindir Peter saat itu.
Lena berfikir sejenak. "Bagaimana jika mandi berdua saja?" Tanya Lena membuat wajah Peter sungguh merah.
Lena tertawa. "Aku tunggu kamu di kamar mandi ya." Ujar Lena yang masuk lebih dulu kedalam bathup didalam kamar mandi.
Tak lupa wanita itu menambahkan busa di dalam air. "Hm, harum." Ujar Lena sebelum betul-betul masuk kedalam air berbusa itu.
Tak berselang lama, Peter ikut masuk sembari menutupi buru*g yang ada dibawah sana dan masuk kedalam bathup dengan canggung.
Lena berada di depan tubuh Peter yang masih tidak terbiasa dengan semua ini. "Air nya hangat kan?" Tanya Lena pada Peter.
Peter mengangguk setuju. "Apakah terlalu panas untuk mu?" Tanya Lena yang tidak bisa melihat jawaban Peter karena pria itu berada tepat dibelakang nya.
Lena mengambil shower didekat nya dan memasang air dingin yang begitu deras nya mengalir pada tubuh mereka berdua. "Waaaaa!!!!" Teriak Lena ketika air yang sangat dingin itu mengenai tubuh mereka.
Peter membantu Lena untuk mematikan air tersebut tetapi malah tak sengaja memeluk tubuh sang wanita dari belakang. Bukan nya menghindar Lena malah memilih untuk memeluk tubuh sang suami hingga bagian bawah mereka saling bertemu dan bergesek*an. "Anu, Lena." Ujar Peter begitu canggung saat Lena berani memeluk nya.
"Katanya tubuh kamu udah jadi milik ku, terserah aku berarti mau diapain aja termasuk memeluk nya. Betulkan, tidak ada yang salah?" Ucap Lena yang diangguki Peter dengan pelan.
Seperti nya Lena betul-betul memanfaat ucapan Peter sebelum nya dan sama sekali tidak mau membuang-buang kesempatan.
"Malam ini kita tidur berdua kan?" Tanya Lena.
Peter mengangguk. "Aku sudah meminta orang untuk merapihkan kamar utama nya untuk ditempati kita berdua." Ujar Peter.
Lena tersenyum dan mencium pipi Peter secara mendadak membuat sang pria cukup terkejut bukan main. "Apa boleh cium bagian sini nya?" Tanya Lena dengan manja sembari menyentuh bibir merah alami milik sang pria.
Peter mengangguk setelah melihat wajah Lena yang basah karena air mandi. "Dia nampak sangat s*ksi." Ucap Peter dalam hati nya.
Lena tanpa basa basi mencium langsung bibir sang suami bahkan mel*mat nya membuat Peter lama kelamaan terbawa suasana dan ikut membalas ci*man sang istri. "Hmm." Lenguh Ashila ketika tangan Peter meraba kebeberapa bagian sensitif tubuh wanita itu.
Hanya sampai situ saja, mereka memutuskan tidak melakukan itu didalam kamar mandi untuk yang pertama kali nya. "Hari ini kita istirahat dulu ya?" Ujar Peter yang diangguki oleh Lena.
Lena sudah puas kok mendapat ciuman dari sang suami untuk malam spesial ini. "Tidur nanti peluk aku loh." Ujar Lena yang diangguki Peter.
Selesai memakai pakaian masing-masing, Lena menyetel televisi sembari berbaring disamping Peter. "Mau nonton film?" Tawar Lena.
Peter mengangguk sembari tersenyum pada sang wanita. "Genre apapun kamu terima ya, aku lagi mau horor dan komedi nih." Ujar Lena.
Peter seperti biasanya hanya manut saja menuruti keinginan sang istri. Mereka berdua betul-betul hanya menonton sembari kontak fisik kecil untuk menemani malam yang indah itu.
Saat semua terlihat sudah tidur ternyata Peter belum bisa tidur karena Lena yang gaya tidur nya kesana dan kemari. Kaki wanita itu bahkan ada di wajah Peter sekarang, membuat Peter menggelengkan kepalanya karena tidak menyangka gaya tidur sang istri sesadis ini.
"Haruskah aku ikat tubuh nya ketika tidur?" Gumam Peter saat itu.
Lena bergumam dan meracau tidak jelas membuat Peter semakin tidak bisa tidur, kalau begini terus pria itu benar benar bisa begadang hingga pagi.
Dengan lihai Peter membawa kembali tubuh sang istri untuk dipeluk nya erat. Mau bagaimana pun kekuatan otot nya pasti akan lebih unggul dibanding tubuh kecil Lena yang sedang tidur.
"Nah, diam dipelukan ku saja. Jangan kemana-mana!" Ujar Peter mengomeli sang istri yang masih setua memejamkan matanya saat itu.
"Besok harus beli tali yang panjang untuk mengingat ratuku ini." Ucap Peter sebelum mencium kening Lena yang terlihat mulai tenang dalam tidur nya.
Selamat membaca bab berikut nya!