Bab.9a (season 4)

2207 Kata
Keiden melanjutkan cerita nya. Kantor Nala hanya bisa memandangi dengan malas komputernya Mengingat bahwa saingan nya saat ini sedang bersama dengan pujaan hatinya membuat nya menjadi tidak bersemangat untuk bekerja Karena siapapun yang melihatnya juga tau bahwa niat queen yang sebenarnya adalah untuk mendekati Ray, bukan hanya merawatnya Berbeda dengan Nala yang mengatakan dengan berani bahwa dia menyukai Ray "Apa yang tetjadi dengan kamu Nala?" Cindy, rekan kerja Nala, merasa bahwa temannya ini mungkin telah kehilangan sebagian nyawanya "Cindy.." Panggil nala yang mendapat angkatan bahu dari cindy Nala meminum habis kopinya sebelum bersiapa berbicara dengan cindy "Bukanya terlalu pahit?" Tanya cindy yang langsung mendapat gelengan kepala dari nala Karena menurut nala ada yang jauh lebih pahit dari ini Seketika wakah queen langsung muncul di pikiran Nala, membuat nala reflek menjitak keningnya sendiri "Nala kamu..." Cindy ingin memastikan kembali bahwa teman kantor nya ini baik-baik saja tau tidak, tapi nala langsung memotong ucapan cindy dengan sebuah cerita "Ini cerita teman saya, saya meminta tolong kepada kamu untuk memberikan pendapat" Cindy yang langsung tau bahwa ini adalah cerita Nala langsung pura-pura mengangguk mengerti Secara ini bukan lah hal asing lagi bagi Cindy "Hm..." "Aku punya teman, dia cantik, sexy, berpendidika dan lahir dari keluarga--eh itu bisa di lewatkat kan karena dia tidak tahu, intinya teman ku ini begitu baik dan pekerja keras" Cindy mengangguk menaggapi, mendengar Nala mendeskripsikan dirinya sendiri sebenarnya membuat cindy ingin tertawa, tapi yang di katanyakan nala juga tidak salah Nala memang orang seperti itu "Lalu..." "Lalu datang satu perempuan lain yang ingin merebut laki-laki miliknya, eh? Maksudnya sebentar lagi seharusnya menjadi milik nya " Jelas Nala yang membuat cindy langsung memikirkan satu nama RAY... "Wanita itu juga lumayan terlihat cantik, tapi badanya terlalu kurus, bukan hanya itu, dia juga lebih muda dari temen ku dan pekerjaan nya dalah seorang dokter--" "Tamatlah riwayat mu itu" potong Cindy yang dapat membuat Nala mengerutkan kening nya "Maksud saya riwayat percintaan teman mu..." Koreksi cindy karena sebelumnya tidak sengaja menanggapai cerita Nala tanpa samaran "Ada apa dengan teman ku?, bukan nya dia orang yang lebih de2asa dan semputna di bandingkan wanita itu?" Tanya Nala yang merasa kecewa karena orang lain saja mengatakan bahwa Queen lebih baik darinya Padahal, apa kurang nya dia? Walaupun ia tak berkata ia dalah putri seoarang konglinerat, Ray seharusnya juga tak seperti orang yang melihat dari harta seseorang "Dengar kan aku Nala, laki-lagi saat ini justru tidak menyukai wanita yang terlalu sempurna, apalagi yang kamu katakan bahwa saingan teman mu adalah seoarng dokter yang pasti memiliki otak cerdas, sedangkan yang sudah tersebar adalah bahwa kecerasan seoarang anak berasal dari ibunya" Nala masih terdiam dan berusaha menerima ucapan cindy Ucapan cindy tentang kehidupan percintaan nya yang hampir kandas ini "Belum lagi kamu berkata bahwa dia lebih muda dari teman mu, dan itu adalah kelebihan terbesar yang dia punya untuk melawan perawan tua" 'Perawan tua?!' Nala yang merasa tersindir dengan sebutan yang selalu di katakan oleh keluarganya, terutama ibunya, tidak dapat menahan kekesalan nya lagi "Aku bukan perwan tua!, Eh..maksudku temanku bukan perawan tua...usia dia baru 29 tahun...sama sepeti kita" Jelas Nala sambil merutuki dirinya yang bodoh karena tidak menjaga ucapan nya "Di dalam kantor kita mungkin usia ini normal Nala, tapi tidak untuk orang lain...huh mengingat nya membuat ku sedikit kesal karena dimas belum juga melamarku" Ucap Cindy yang di akhiri dengan helaan nafas kesal 'Kenapa ucapan nya mirip dengan yang dikatakan ibuku?, Ray juga berkata bawah sebaiknya menikah sebelum berusia 30 tahun adalah yang terbaik, yang artinya dia menyukai wanita muda?!' Nala hanya bisa memukulkan kepalanya di atas meja "Tapi saya rasa pak Ray menyukai yang agresif" Ucap Cindy tiba-tiba yang berhasil menaikkan kembali semangat nala "Kan..saya juga yakin itu!" Dengan penuh semangat Nala berhasil membangunkan paksa para pekerja yang sedang menahan kantuk "Maaf..maaf.." Maaf Nala sebelum kembali duduk Yang untung nya rekan kerja nya tak akan mepermasalahkan segala tinggkah abstrak yang sering nala lakukan, 'wanita bipolar seperti dirinya memang tidak bisa di tebak' ?itu yang sering di katakan adik 'terasayang nya' Tapi ada satu hal yang terus membuat Nala sedikit tidak tenang Yaitu "Bagaimana tentang cinta pertama?..Hm..maksud saya cinta pertama bagi seoarng pria" "Ntahlah, aku seoarang wanita" Jelas Cindy sambil memakan camilan nya bersamaan dengan memeriksa sebuah laporan keuangan di hadapan nya Ya..Cindy mememang terkenal sebagai yang paling teliti di tim keungan, Karena sebelum kita melaporkan laporan keuangan, kita harus membrikan nya ke Cindy untuk melakukan pemeriksaan terkahir. Bahkan ada cerita yang sangat terkenal sebelum Nala berkerja disini, yaitu saat Cindy sedang sakit demam tinggi, dia mampu menemukan sebuah kesalahan dalam perhitungan keuangan yang hampir membuat perusahan rugi 100 miliyar tepat satu menit sebelum penandatanganan kontrak Dan membuatnya menjadi karyawan terbaik, yang pasti sebelum di gantikan kembali oleh Ray "Tapi yang aku pernah dengar dari mantan pacar ku, bahwa dia tidak bisa melupakan cinta petamanya nya" Lanjut Cindy yang berhasil membuat Nala menjadi kembali serius mencerna 'Apakah Ray juga tidak bisa melupakan Queen?' Nala merutuki dirinya karena menanyakan hal yang tidak perlu di tanyakan, karena jika Ray tidak mengenal Queen dengan baik, kenapa dia membiarkan Queen merawatnya semalaman?-pikir Nala "Lebih tepatnya, cinta pertama sangat membekas bagi seorang laki-laki..., kata itu seharusnya kamu pernah dengar bukan?" Nala memggeleng, karena sebelum bertemu Ray, ia tak terlalu mengerti dengan masalah percintaan "Lalu kamu putus karena hal itu dengan mantan mu? karena cinta pertama?" Tanya Nala dengan hati-hati Meramalkan nasib hubungan nya juga dengan Ray yang sedang kritis penikungan ini "Bisa disebut iya" Jedar! Seperti sebuah petir menyambarnya hingga terjatuh ke dasar jurang Tapi Nala tetap lah Nala Ia akan menemukan asumsi lain untuk memiliki alasan mengejar Ray Siapa tahu masalah cinta pertama yang dia alami berbeda dengan Cindy, jadi ia masih merasa punya kesempatan? "Apa cinta pertamanya datang lagi ke mantan mu dan meminta kau pergi menjauh tanpa perintah?" Seperti yang Nala alami Cindy menggelang Membuat nala sedikit tenang "Atau mantan 'mantan pacarmu' seperti saingan teman wanita ku?" Lanjut Nala lagi yang langsung mendapat gelengan malas dari Cindy "Lalu?" Nala yang bingung dengan menebak alasan putusnya Cindy hanya bisa menanyakan langsung Secara..ia harus memgetahui, apa kaitan cindy putus dengan mantan 'mantan pacarnya' "Dia gay!, mantan pacarnya juga seoarang lelaki" Kesal cindy yang membuat Nala hanya bisa menggaruk belakang kepalanya Merasa tidak enak dengan membuat Cindy memgingat masa lalunya, Nala hanya bisa meminta maaf "Maaf kan aku cindy, aku tidak tahu jika.." Nala ingin menyebut tentang mantan gay cindy ntah kenapa merasa tidak enak menyebutnya kembali "Santai saja, aku juga sudah tidak suka padanya lagi padanya, lagi pula pacar ku saat ini adalah laki-laki idaman" Ucap cindy sambil memakan santai camilan nya Membuat Nala sedikit lega karena sepertinya Cindy tidak terlalu memperdulikan mantannya lagi 'Tapi bagaimana bisa merasa tenang, jika nasib percintaan saya dengan Ray sedang terancam' Lagi-lagi Nala cuma bisa menaruh kepalanya yang terasa berat di atas meja "Jangan lupa kata kata bu wendy pekerjaan mu yang kau tunda dari kemarin harus di kumpulakn sore ini" Ingat Cindy yang berhasil membuat Nala duduk dengan tegap "s**t!" . . Apartemen 'baru' Nala Kamar Nala memandangi langit kamar sementaranya Karena selama 2 bulan ia harus tinggal disini "Kenapa semuanya begitu membingungkan?" Memikirkan tentang perkataan Cindy tentang cinta pertama, dia bingung apakah ia harus bertahan atau menyerah.. Tapi ia bukan lah Nala yang cepat menyerah, Tapi dia juga tidak bodoh untuk berhenti melakukan hal yang sia-sia Dia mendekati Ray karena tau bahwa saat itu hati Ray tidak memiliki siapapun, Makanya ia dapat memperjuangkannya dengan berani dan agresive Tapi sekarang.... "Saya benar-benar lelah untuk berfikir" Padahal sejak pelukan pagi tadi Nala sudah memprediksi bahwa hubungan dia dan Ray semakin banyak kemajuan nya, tapi... "Lebih baik lansung tanyakan orang nya langsug dari pada berfikir" Sebuah ide yang ntah muncul dari mana Tapi adalah solusi terbaik dari semuanya, lagi pula Ray selalu menjawab segala pertanyaan nya Jadi...bukan masalah untuk bertanya-pikit Nala . . Apartemen "Makan dulu ka Ray" Lagi-lagi Ray hanya bisa memaksakan tersenyum menerima makanan yang di bawakan oleh Queen Dan karena ia sudah berjanji kepada sahabatnya untuk tetap menjadi orang yang mengirim surat cinta itu, walaupun bukan iya yang menulisnya Ray melihat jam di dindingnya yang sudah menujukan pukul 7 malam "Gimana rasanya Ka Ray?" Ray hanya mengangguk dan tersenyum Karena pikiran Ray tertuju pada orang lain Ray berfikir bahwa Nala seharusnya sudah kembali karena dari informasi yang di terimanya jika hari ini kantor di pulangkan lebih cepat untuk pemeriksaan bulanan Tapi kenapa Nala belum mengirimnya pesan?-heran Ray "Ka ray...masakan aku gak enak ka?" Ray menggeleng, karena ntah mengapa yang ia harapkan duduk di hadapannya adalah bukan Queen Tapi seseorang... . . Kamar Nala Telpon terus berdering Membuat nala terbangun dari tidurnya "Ya ampun, apa aku ketiduran?" Nala mengecek jam yang ternyata masih jam 10 malam, biasanya dia belum tidur jam segini Tapi karena tugas kantor yang tiba-tiba datang itu membuat nala harus mengerjakan nya saat berada di rumah hingga ia bisa ketiduran Drt...drt... Derin telpon Nala yang terus berbunyi menampilkan nama panggilan ibunya 'Nyonya besar' "Halo ma?" Tanya Nala begitu membuka telpon "Kenapa suara kamu serak gitu?" "Gak papa mah, cuma kurang minum air" Jawab Nala tidak sepenuhnya berbohong Karena alasan yang lebih tepatnya adalah ia yang ketiduran ,tapi jika Nala mengatakan nya kepada ibunya mungkin ibunya akan mengira bahwa ia sedang sakit dan memaksanya kembali pulang ke rumah mereka "Minggu depan kamu mama kenalin sama anak teman mamah" Lagi? Tapi ia sedang tidak bertenanga untuk melolak, sehingga ia langsung menyetujuinya Lebih tepatnya suapaya ibunya tidaj menelpinnya karena msalah perjodohan ini lagi "Baik mah" "Lho? Kamu langsung setuju?" Kali ini Nala hanya bisa tersenyum pahit karena ucapan ibunya Bisa-bisanya ketika ia langsung setuju ibunya malah merasa aneh dengan dirinya "Hmmm" "Kan..., Mama udah yakin pasti kamu cuma bohongin Mamah pas bilang kamu gak mau di jodohin karena udah suka sama orang lain" 'Mana bohongun mamah' Kesal Nala Tapi dia bisa berkata apa jika Ray belum menjadi pasangan nya? "Yaudah Mah aku tutup dulu ya aku ada urusan" Ucap Nala yang untung nya langsung membuat Mamah nya setuju karena terlalu senang dengan jawaban anaknya malam ini "Jangan lupa perawatan ya kamu biar keliatan awet muda" Ingat mamah nya sebelum menutup telpon 'Memang dia pikir aku setua apa?' Kesal Nala sebelum mengingat kalau dia harus pergi ke apartemen Ray untuk menanyai semua pertanyaan yang ada di otaknya . . Beberpaa saat kemudian Nala kembali mengecek pakaian tidurnya supaya terlihat natural, tidak lupa dengan riasan tipis dan setengah botol parfum yang ia gunakan tadi Setidaknya jika Ray menjelaskan bahwa dia tidak menyukai Queen tapi menyukai Nala, mungkin dia bisa mendapat pernyataan cinta malam ini "Semangat Nala" Ucap Nala pada dirinya sendiri Ceklek! Nala membuka pintu dan berjalan ke arah apartemen Ray Tapi belum sempat ia berjalan ke arah apartemen Ray Cup! Sebuah kecupan berhasil membuat Nala terdiam sesaat Dimana tangan dan tubuh itu tak menolak, seakan menikmati semuanya "Apa ini yang dinamakan patah hati?" . . . Clarissa menguap dan terlihat mengantuk, nampak nya wanita itu ingin tidur tetapi tak mau meninggalkan cerita keiden sang suami yang sedang seru seru nya. Seakan tidak rela makan malam nya di ambil orang lain saja. "Kamu tidur gih, tuk sambil akh peluk." Ajak keiden membuat clarissa menggeleng karena ingin tetap mendengarkan keiden bercerita. Keiden bingung jadi nya apa yang harus ia lakukan agar clarissa tidak lembur lagialan ini. Main petak umpet gak mungkin, keiden harus memikirkan cara apa yang baik untuk clarissa agar wanita tercinta nya bisa tidur nyenyak di pelukan nya. Dari kemarin di peluk aja menghindar terus sampai keiden bingung harus melakukan apa. Clarissa memang kalau lagi ngambek atau marah seram begitu, bikin bingung harus melakukan apa keiden saat ini. "Syarat nya kamu harus di peluk sama aku gimana, aku bakal cerita kalau kamu tidur di pelukan ku?" Ucap keiden pada clarissa yang nampak nya tengah berfikir keras tentang tawaran sang suami pada nya. "Oke boleh." Ucap clarissa. Tetapi wanita tersebut meminta waktu sebentar untuk mengambil minuman s**u yang akan di seduh nya agar enak saat menjelang tidur. "Boleh, lebih baik minum s**u agar cepat tidur." Ucap keiden membuat clarissa tidak curiga Akan tetapi setahu keiden clarissa akan cepat tidur jika wanita itu meminum s**u putih. Sama seperti keiden yang akan cepat memejamkan matanya kalah memeluk tubuh sang istri kecil nya belum lagi saat pria itu meminum s**u asli milik clarissa pasti langsung pejamkan mata deh. Tetapi akhir akhir ini clarissa jarang memberikan karena masih marah pada nya, di.goda oleh keiden saja jadi malah pria itu yang jadi dampak tadi malam sang istri kecil nya. Clarissa memang kalau masalah seperti itu jago nya, untung keiden sayang dan menerima wanita tersebut apaadanya begitu pula sebaliknya nya clarissa yang menerima keiden apa ada nya. Keiden berfikir saat clarisaa mulai muncul di hadapan nya seraya membawa s**u putih di tangan nya. Tadi sampai mana cerita nya ya, ia juga sedikit lupa lupa cerita tentang sekretaris nya itu. Peter juga belum mengabarkan bahkan menceritakan kembali detail kisah nya dengan lena yang salah satu pegawai di perusahaan nya. Ada ada saja cinta bersedia di kantor, jadi ingat ketika Peter yang sering menasihati nya namun gagal juga pada akhirnya karena pria itu ternyata asli nya tidak profesional sama sekali di bidang percintaan dan bodoh nya keiden percaya saat itu pada Peter. "Ehem, aku tiduran sekarang ya." Ujar clarissa yang sedari tadi memperhatikan sang suami terbengong sendirian entah sedang memikirkan apa.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN