Bab.7a (season2)

2112 Kata
"Sayang sama siapa?" Tanya seorang wanita yang tak lain adalah sang istri dari belakang nya. Keiden hampir terjungkal kalau saja tak ada bangku di belakang nya, sejak kapan sang istri berada disana. Astaga pria itu benar benar tidak bisa di buat cool jika ada Clarissa di sisi nya. "Saya sama kamu dong, tadi abis kemana?" Tanya Keiden seraya melihat pakaian sang istri yang seperti nya baru saja berolahraga. "Abis olahraga di luar, terus lihat langit mendung dan gelap jadi aku pulang. Kamu udah sarapan?" Tanya Clarissa yang di angguki oleh Keiden. Keiden mengangguk kecil, seperti nya istri nya tadi lagi marah kepada nya. Baguslah kalau begitu, tetapi bagaimana dengan kehamilan Clarissa kalau seperti itu. "Kenapa lihatin perut aku?" Tanya clarissa. Kedien tertawa kecil. "Nggak ada apa apa kok." Ucap Keiden yang sebetulnya sangat merasa khawatir dengan keadaan Clarissa lebih tepat nya anak mereka kalau benar wanita nya hanya hamil saat ini. "Gaya kamu aneh banget, kayak lagi nutupin sesuatu. Jangan bilang kamu ada rahasia ya, sudah bisa main rahasia sama aku?" Ujar Clarissa membuat Keiden menggeleng cepat. "Aku mau mandi dulu." Ujar Keiden gelagapan sedangkan Clarissa menahan tubuh Keiden untuk masuk kedalam kamar mandi. Wanita itu mengukung tubuh sang suami ke bilik tembok walau jarak tinggi mereka cukup terpaut jauh. "Kata siapa kamu bisa mandi sekarang?" Tanya Clarissa membuat Keiden menelan ludah dengan susah payah. "Aku duluan yang mau mandi." Ucap Clarissa sebelum meninggalkan Keiden yang bengong sendirian menikmati ke angkuhan sang istri yang semakin di sukai nya. Perempuan memang terlihat keren nya di mata lelaki yang mencintai nya. "Gak mau mandi bareng Clarissa?!" Teriak Keiden tak mau kalah dengan istri nya itu. Keiden memilih keluar seraya menunggu sang istri selesai mandi dan beberes. "Sampai kapan umur pernikahan ini, aku akan tetap mencoba untuk mempertahankan nya. Rasa saya tidak boleh terlalu besar, kalau tidak kamu akan cepat puas dengan segala nya Keiden." Ucap Keiden pada dirinya sendiri. Ia ingin sekali menetralisir rasa cinta nya yang sangat besar pada Clarissa, pria itu sempat mendengar nya bahwa rasa cinta memang tidak boleh berlebihan agar tidak saling menyakiti nanti nya. Keiden harus berusaha mulai sekarang mencintai Clarissa dengan takaran yang pas. Tak mau salah ambil tindakan. "Tetapi seberapa besar cinta Clarissa untuk aku?" Gumam Keiden sendirian sampai dimana suara langkah kaki menyadarkan nya. "Mikirin apa kamu kelihatan serius banget?" Tanya Clarissa yang masih menggunkan handuk. Keiden menatap wajah istrinya sebelum menggeleng. "Kamu kok belum pakai baju?" Tanya Keiden mengalihkan pembicaraan. "Mau pakai baju tadi nya, udah teriak dari dalam kamar mandi minta baju tapi kamu gak ada jawaban sama sekali. Ckckck, ternyata kamu malah bengong di luar. Alhasil aku pakai handuk sampai sini, Yaudah aku mau pakai baju dulu. Kamu lebih baik cepat mandi sana!" Ujar Clarissa kepada sang suami Keiden menghela napas nya lalu menarik pinggang Clarissa hingga dapat memberikan kecupan sederhana untuk istrinya itu selanjutnya memberi lebih seperti lumayan di bibir seksi sang istri. "Udah ah, nanti berlanjut ke tahap yang berbahaya lagi." Ujar Clarissa. "Eh, kenapa harus bahaya kalau sama suami sendiri?" Ujar Keiden membuat Clarissa tertawa, pria nya ini sok polos tapi suka banget buat alasan yang benar di hadapan nya. "Main sekali yuk." Ucap Keiden mengajak sang istri bercintah. Clarissa nampak berfikir. "Quick aja gimana, mau tidak?" Tanya clarissa yang di angguki Keiden dengan cepat. Keiden membawa clarissa kembali ke dalam kamar mandi. "Ah, uhmm Keiden." Keiden mulai mengerayangi tubuh sang istri. Clarissa mengigit bibir nya untuk menahan lenguhan seksi nya agar tidak membuat sang suami menjadi semakin b*******h. "Kenapa ditahan sayang, ayo keluarkan saja." Bisik Keiden sesuatu membalikan tubuh clarissa ke belakang. "Aku gak bisa main kasar, tapi akan cepat kok." Ucap Keiden sesuai dengan perjanjian mereka sebelum nya. "Keiden, mas mas ah, maaass...!" Keiden langsung memasukan milik nya tanpa ragu membuat clarissa tak tahan untuk menahan lenguhan, rasanya benar-benar membuat Keiden semakin bersemangat saja. Ah Keiden bahkan hampir lupa kalau Clarissa yang mungkin saja tengah mengandung anak mereka, pinggul lelaki itu pun sedikit ia pelan kan gerakan nya. Mereka berdua saling berbalas lenguhan dibawah air shower yang deras. "Aku keluar." Ucap Keiden seraya mencabut milik nya keluar dan mengeluarkan ben*h cinta mereka. Clarissa bingung kenapa suami nya mengeluarkan itu nya di luar, biasa nya Keiden tidak pernah mau kalau tidak di dalam. Clarissa mulai curiga dengan sang suami, bukan hanya sifat nya tapi juga perilaku nya sedari kemarin yang mencurigakan. "Kamu yakin gak sembunyikan sesuatu dari ku Keiden?" Ujar Clarissa yang di sambut gelengan oleh Keiden perlahan karena rasa lelah. Keiden mengambil sabun dan menggosokan nya ke area tubuh Clarissa dan dirinya, pria itu memilih untuk memandikan istri nya sebelum ia kepengen lagi melakukan hal yang tadi. "Udah lama kan aku gak mandiin kamu." Ujar Keiden pada sang istri yang mengangguk. "Gosokin punggung aku dong." Pinta Keiden yang di angguki oleh sang istri. Clarisa ingin bertanya lebih jauh tapi yasudahlah sabar saja, selagi sang suami masih terasa mencintai nya. Tidak, mau bagaimana pun seharusnya Keiden cerita dong tentang dirinya yang mungkin saja ada masalah, toh Clarissa akan membantu nya jika selagi bisa. Clarissa juga seriang istri yang harus tahu keluh kesah seorang suami nya sendiri. "Keiden kalau ada masalah aku sudah bilang harus cerita ke aku bukan?" Ujar Clarissa yang di angguki oleh Keiden. "Angkat tangan nya, mau aku bersihkan ketiak mu." Ujar Keiden membuat Clarissa mengangkat satu tangan kiri nya. "Hm, masih wangi ya bagus." Ucap Keiden membuat clarisa malah tertawa terbahak bahak, suami nya itu kini bisa mengatur suasa dengan baik walau terkadang masih banyak sifat nya yang menyebalkan. Tapi Clarissa suka semua nya yang ada pada Keiden, menerima apa ada nya akan jadi yang Clarissa lakukan untuk suami nya. Ya, dalam tanda kutip beberapa hal sih. "Sayang, tadi kok keluar nya gak di dalam?" Tanya Clarissa yang pada akhirnya memancing sang suami untuk bicara panjang lebar. Tetapi Keiden hanya tersenyum. "Hm, gak papa. Cuma mau coba gaya baru saja, sebetulnya mau ini kamu tapi kayak nya kamu lagi gak enak badan." Ujar Keiden seraya mengelus lembut bibir bawah Clarissa yang tebal dan terlihat menggiurkan. "Coba deh, aku mau tanya sesuatu." Ucap Keiden pada Clarissa yang mengangguki nya. "Mau tanya apa sayang aku?" Tanya Clarissa. Keiden menatap wajah sang istri dalam dalam. "Kok kamu bisa cantik banget sih, rahasia nya apa selain karena jadi istri nya seorang Keiden?" Ucap Keiden membuat Clarissa meremas adik besar suami nya yang kini menjulang tinggi kembali. "Tanggung jawab sayang." Ucap Kedien kepada sang istri. Keesokan hari nya, "Clarissa sekarang jadi suka hilang-hilangan." Gumam Keiden. Keiden kebingungan dan mengingat bahwa Clarissa sang istri suka sekali olahraga jogging. Keiden yang baru bangun langsung beranjak berganti baju dan keluar untuk mencari Clarissa. "Clarissa!" Panggil Keiden di kerumunan bule di depan sana. Tak melihat sang istri berada disana, Keiden pun kembali berjalan lebih jauh dari sebelum nya. Sampai mata nya itu menemukan ada sesosok yang di kenali nya tak lain adalah sang istri yang kini tengah bertatap dengan seorang pria. Bukan hanya pria biasa melainkan pria yang menyebalkan karena berani menganggu istri nya, namun Keiden bingung karena clarissa nampak begitu akrab. "Sedang apa kamu?" Tanya Keiden seraya mendatangi sang istri. Apa ini yang disebut sebagai olahraga setiap pagi. Clarissa dengan santai memperkenalkan pria di hadapan nya. "Bram, ini suami ku Keiden." Ucap claeissa begitupun sebalik nya. Keiden menghela napas kesal, bisa bisa nya clarissa tak pernah menceritakan masalah hal ini pada nya maksud nya tentang si Bram ini. "Temen dari kapan, aku gak pernah tahu sebelum nya." Ujar Keiden Clarissa mengangguk. "Sebetul nya kemarin aku sempat jatuh di air pantai, terus ada dia. Aku lupa kasih tahu kamu kemarin, karena itu kemarin baju ku sempat basah." Ucap clarissa membuat Keiden terlihat tidak suka dengan alasan wanita itu. Keiden mengepalkan tangan nya, kesal bukan main adalah diri nya yang sekarang. Clarissa benar-benar merasa kebingungan dengan sikap Keiden yang nampak nya acuh tak acuh. "Kenapa?" Tanya clarissa seraya menyenggol Keiden kecil. Clarissa mengangguk saja. "Gak tahu, ah." Gumam Clarissa tak mengerti dengan tingkah Keiden yang diam saja seperti anak kecil. "Ayo pulang, udah jam segini." Ujar Keiden membuat Clarissa kebingungan perasaan masih jam segini kenapa wanita itu di suruh pulang cepat. "Keiden aku baru aja keluar loh." Ucap clarissa seraya tersenyum kecil mengode suami nya untuk menghormati teman baru nya. "Masa bodo aku gak peduli lisa." Ucap keiden membuat clarissa harus mengangguk dan mengikuti suami nya itu pergi menjauh dari Bram. Akan tetapi sebelum nya, clarissa sudah sempat berpamitan pada bram. "Kamu kenapa sayang?" Tanya clarissa pada keiden Keiden menggelengkan kepala seakan tidak terjadi apa apa sebelum nya. "Kalau gak mau cerita aku cubit ya...beneran loh ini gak bohong hei keiden!" Ucap clarissa pada sang suami yang akhirnya menatap nya "Nggak papa aku cuma lapar aja sedangkan kamu cuma buatin aku roti selai dari kemarin." Ujar keiden berbohong padahal aslinya pria itu sedang terbakar api cemburu tetapi di tutup nya dengan baik. "Kamu lagi nungguin apa?" Tanya keiden pada clarissa yang nampak nya masih diam karena curiga pada suami nya itu Clarissa menggeleng lalu mulai menelepon resepsionis untuk kembali memesan makanan yang berat. "Dia bilang kemarin gak mah makan berat untuk sarapan pagi, kenapa sekarang malah minta makanan berat. Belum lagi kan dia bisa pesan sendiri makanan nya kenapa harus aku?" Kesal clarissa pada suami nya bergumam "Sudah aku pesan menu nya.. aku tinggal kamu ya disini, aku mau langsung olahraga lagi." Ucap clarissa yang di sambut gelengan oleh keiden sang suami. "Kamu bisa olahraga disini bukan, olahraga juga banyak bentuk nya. Aku bisa membantu mu kalau perlu, bagaimana? Tawar keiden Clarissa menggeleng. "Kamu ngasal ih, kenapa sih emang nya." Ucap clarissa bertanya karena penasaran Keiden menarik tangan clarissa dan menempelkan milik nya pada milik clarissa yang ada dibawah sana. "Masih pagi jangan mesum." Ujar clarissa. Keiden mengangguk tetapi tidak dengan tangan nakal nya yang telah bergerilya di bawah sana. Clarissa tertawa. "Maksud olahraga mu itu apa kei? Ujar clarisa seraya tertawa lepas membuat keiden lebih percaya diri untuk menggendong wanita tersebut ke kasur. "Eh.. pelan pelan sayang." Keiden dan clarissa ke kamar mandi bersama mereka berdua melakukan bersih bersih tanpa melakukan kegiatan apapun lagi. Di dalam hanya saling bermesraan saja dan keiden yang sedikit sedikit menggambar atau menganggu sang istri. Alhasil clarissa tidak lagi ingin berolahraga. "Ah sayang." Lenguh clarissa ketika keiden mencubit paha wanita itu berkali-kali sudah. "Kamu mau ngapain sih?" Tanya clarissa curiga dengan mainan keiden sekarang. Dada clarissa di cubit habis habiskan oleh keiden sang suami yang jahil nya bukan main. "Memang nya clarissa gak suka aku giniin kamu hm... suka apa anggap sayang jawab dong yang keras." Bisik keiden membuat clarissa di mabuk kepalang sampai tak sadar memecahkan mata nya entah untuk apa. "Keiden udah ah." Ucap clarissa tak sanggup menahan nya. Clarissa menggigit bibir nya sendiri hingga memerah sedangkan keiden yang baru saja memakai baju kembali melepas celana nya dan sengaja membuka handuk clarissa yang sepertinya sedari tadi ingin di buka nya. "Oh, keiden kamu natal banget sih." Bisik clarissa Pagi ini mungkin akan menjadi pagi panas mereka, dengan tangan yang di mulai masuk kedalam paha hangat sang istri. "Oh sayang." Lenguh clarissa ketika mulut natal sang suami telah sampai memainkan milik nya di bawah sana "Apa aku masih yang paling tampan untuk mu?" Tanya keiden di sela kemesuman nya saat ini Clarissa mengangguk dan menjawab pertanyaan sang suami dengan percaya diri. Mana mungkin ada yang lain selain keiden, clarissa sangat mencintai keiden dan tidak akan berpaling. Walau ia tidak tahu bagaimana akhir pernikahan nya nanti, yang pasti keiden tetaplah pria milik nya satu satu nya kecuali anak lelaki mereka yang mungkin saja akan lahir kedunia. "Jangan bicara lagi?" Ucap clarissa melihat keiden yang tidak tahan dengan segala basa basi ini lagi. Keiden tertawa lalu mulai mencium area tubuh sang istri dari bawah sampai ke atas membuat clarissa kembali menengah suka. "Pasang musik dulu, aku takut ada yang lewat nanti gimana. Gawat sayang... malah masih pagi lagi kamu sih minta nya pagi begini... kenapa gak malam aja." Gumam clarissa yang nampak malu malu kucing "Kalau aku yang nyanyi gimana?" Tanya keiden meledek clarissa yang sudah di ujung tanduk. "Kamu beneran deh bikin aku kesal terus setengah mati. Aku pergi nih gak jadi kasih jatah!" Ujar clarissa yang nampak emosi jiwa. Bawaan ibu hamil ini mah, sepertinya aku harus sabar mulai sekarang dan lebih berhati hati dalam berucap kepada clarissa. "Kamh gak aneh sayang akhir akhir ini terlihat sangat sensitif?" Tanya keiden memancing sang istri yang mungkin saja akan peka dengan mudah saat dirinya mengode seperti ini "Mau datang bulan kali." Ucap clarissa Keiden menelan saliva nya sendiri. "Kalau gitu kita harus sering melakukan nya sebelum hal itu terjadi, jangan sampai jatah bulanan berkurang clarissa istriku sayang." Ujar keiden membuat clarissa hanya bisa menggelengkan kepala dan menungging di hadapan sang suami.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN