Setelah tangis Naura reda, Rio membuat sang istri agar menatap matanya. “Naura sayang ... aku tahu semua yang telah kamu lalui. Aku tahu bagaimana kamu terluka dan kecewa. Mana mungkin, aku tega menyakiti kamu.” Naura diam. Ia juga sedang menatap Rio. “Aku sama sekali tidak ada hubungan apa-apa sama Santi. Tidak pernah. Aku harap, kamu tidak terlalu memikirkan apa pun tentang dia. Apa pun itu, aku tidak mau mengusik pernikahan kita. Kamu bisa pegang omonganku, Sayang.” Naura mengangguk pelan. Kemudian Rio kembali menarik sang istri ke dalam pelukan. Mereka kembali melanjutkan perjalanan pulang. Jalan kaki yang mereka pilih. Sepanjang jalan, tangan mereka saling bergandengan. “Waduh ... pengantin baru, baunya masih semerbak, ya, Yo,” goda salah satu tetangga Rio yang sedang panen
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari