"Beri aku satu nasi kotak kecantikan!" "Kakak pasti akan semakin cantik dan awet uda setelah makan nasi ini. Harganya sembilan puluh lima ribu, terima kasih," ucap seorang anak kecil dengan suara imutnya. Lalu anak itu menyerahkan sebuah nasi kotak kepada dokter yang sepertinya sudah menjadi langganan setiap harinya, anak kecil itu juga tidak lupa memberikan senyuman hangatnya.
"Kamu imut sekali, bocah tampan." Dokter itupun terpesona melihatnya. Dia ingin mengeluarkan uang 100,000, tetapi setelah beberapa kali berusaha menarik selembar uang itu dari kantong bajunya, yang tertarik tidak hanya selembar uang 100,000 tetapi juga beberapa lembar uang kecil lainnya, akhirnya dia memberikan seluruh lembaran uang yang berhasil tertarik kepada bocah itu. "Simpan sisanya untukmu jajan, imut."
Uang di tangan kecil Ans yang montok berisi itu setidaknya mencapai 160,000. Senyuman sempurnya semakin bersinar. "Kakak berwajah cantik, tetapi hatinya lebih cantik lagi, sangat cocok dengan nasi kotak kecantikan kami. Lain kali, aku akan memberikan teh khusus buatanku untukmu."
Dokter itu memegang nasi kotaknya dengan wajah yang memerah. Apakah anak laki-laki tampan ini tumbuh dengan memakan gula? Kalau tidak, kenapa setiap kata dan tindakan bisa begitu manisnya?
"Tolong berikan aku satu porsi nasi kotak penurun berat badan!" Sebelum Dokter itu selesai mengagumi ketampanan Ans, seorang wanita yang bertubuh gemuk di belakang langsung berdesak-desakan maju sambil berteriak dengan penuh semangat. "Tidak, tidak, jangan satu porsi, berikan aku dua...ah tidak...tiga porsi. Aku harus makan tiga porsi agar bisa bertahan sampai nanti malam."
"Astaga kak, kamu sudah terlalu kurus, aku saja sampai sedih hati melihat dirimu." Ans mengalihkan pandangan ke arah wanita gemuk di depannya. "Tetapi, tadi sempat aku dengar, saingan cintamu sedang membeli gaun pendek berukuran XXS, sahabatmu itu mengatur rencana kencan dengan pria pujaanmu dan...."
Dengan matanya yang besar, cerah dan lucu, Ans mengatakan semua itu dengan wajah polosnya. Sang wanita, yang ternyata adalah kepala perawat yang bertubuh besar, gemuk dan berusia mendekati 50 tahun itu, hampir menangis mendengar Ans.
Akan tetapi, Ans segera menambahkan. "Wanita yang akan jadi orang ketiga itu kelak, tidak hanya memiliki pinggang ramping, tetapi juga akan memiliki hak asuh anak-anakmu."
Mendengar hal itu, sang kepala perawat langsung melemparkan dua lembar uang 100,000, lalu segera pergi sambil berkata "Aku hanya mau satu porsi!"
"Aku mau camilan manis buatanmu untuk membantuku tidur!"
"Aku mau sup penguat ginjal!"
"Berikan aku dua porsi nasi kotak pereda panas dalam!"
Suara orang memesan dan membayar terdengar silih berganti. Selain itu, tidak hanya karyawan rumah sakit yang sedang beristirahat yang datang berbondong-bondong, tetapi karyawan dari berbagai departemen yang sedang bertugaspun berusaha menyelinap dan mencuri-curi waktu untuk keluar dan melakukan pemesanan. Keadaannya jauh lebih menghebohkan dibandingkan saat Sophia sedang berpose angkuh dengan kemunculannya di rumah sakit.
Hampir semua orang berjalan melewati Sophia begitu saja, tanpa menengok ataupun melirik dirinya sama sekali. Sekilas terdengar pembicaraan seseorang dengan temannya melalui telepon yang sedang berjalan keluar menuju keramaian. Karena suara dari telepon itu cukup besar, percakapan itu terdengar oleh Sophia.
"Hei, bukankah katamu kedudukan wanita itu lebih penting daripada Kepala Rumah Sakit ini? Sepertinya saat ini, dia bahkan tidak bisa menandingi seorang bocah kecil penjual nasi kotak!"
"Yah, bagaimanapun kita tidak bisa menyalahkan Sophia. Dia memang cantik dan seksi, tadinya kupikir karena dia lulusan Saint Mirrai dia lebih berharga daripada Kepala Rumah Sakit."
"Yang benar saja, kedua hal itu tidak bisa dibandingkan. Benar-benar, kedepannya kau tidak perlu bicara lagi denganku. Berbicara dengan orang bodoh sepertimu menurunkan harga diriku saja."
Kemudian, wanita yang baru saja melewati Sophia memutuskan panggilan dan segera berlari keluar.
"Apa yang sedang terjadi diluar sana?" Sophia segera menarik seorang perawat yang sedang melintas di dekatnya.
Perawat yang sedang bergegas keluar untuk mendapatkan paket nasi kotak penurun berat badan yang hanya tersisa sedikit itu menampilkan wajah kesal karena tertahan oleh Sophia. Dia tidak memperdulikan wajah Sophia yang berkerut tidak senang melihat jawaban dan tingkah lakunya yang tidak memperdulikan Sopiha.
"Mereka sedang memperebutkan bekal makanan sehat dan lezat," jawab perawat itu dengan wajah mendadak berbinar-binar ceria, raut wajahnya terlihat tidak bisa menahan diri untuk tidak mempromosikan produk itu walaupun dia sedang terburu-buru.
Dia teringat kalau anak laki-laki tampan itu mengatakan, jika ada pembeli yang bisa mempromosikan produknya kebanyak orang lainnya, pembeli itu akan mendapatkan tanda terima kasih khusus dari Ans. Sebelumnya sudah ada pelanggan yang berhasil mendapatkan tanda terima kasih spesial itu. Benda itu adalah sebuah pil yang dapat menyembuhkan penyakit apapun, membuat kulit menjadi cerah dan lembut, dan tubuh terasa begitu sehat.
"Nasi Kotak Bernutrisi Sierra, sehat dan lezat, serta telah melalui penelitian ilmiah dan memiliki hasil yang efektif.
Para dokter jaga malam yang kurang tidur dan kelelahan, sehingga menimbulkan banyak jerawat di wajah, setelah mencoba Paket Nasi Kecantikan selama satu hari, dan secara ajaib seluruh jerawat menghilang keesokan harinya, kantung mata menghitampun kembali seperti semula.
Kepala Perawat yang gemuk mencoba Paket Penurun Berat Badan. Hasilnya saat ini perutnya tidak sama rata dengan dadanya.
Ada juga sup bergizi yang dapat membantu kondisi insomnia, Kepala Departemen Bedah Syaraf kami dapat tidur nyenyak bagaikan bayi."
"Yang terpenting, setiap paket rasanya begitu lezat dan nikmat. Sama sekali tidak terasa sedang memakan ramuan obat-obatan. Belum lagi anak laki-laki yang membantu berjualan sangatlah tampan dan imut.
Sejak dia datang, tingkat penerimaan Ibu hamil di bagian Ibu dan Anak di rumah sakit ini meningkat dua kali lipat. Semua pasien berkata jika bisa mendapatkan anak yang begitu tampan dan berbakti, pasti akan membawa kebahagiaan seumur hidup.
Nona Sierra benar - benar seperti malaikan yang dikirimkan surga untuk kami." Perawat itu bercerita dengan penuh semangat.
"Luar biasa!" Sophia berseru dengan keras, kemudian dia melepaskan perawat itu dan langsung berjalan menuju tempat penjualan nasi kotak itu.
"Siapa yang memberimu izin untuk berjualan disini?" Suara amarah Sophia terdengar keras, membuat orang-orang disekitarnya terdiam dan membuka jalan baginya.
"Disini begitu dekat dengan jalur pintu ruang gawat darurat. Bagaimana jika ada pasiet darurat yang tertunda waktu penyelamatannya karena terhalang kalian? Betapa kejamnya kalian sampai berani berjualan di sini?" Cerca Sophia sambil terus berjalan ketengah kerumunan.
"Ah, maafkan aku. Kami telah berusaha untuk menjauh dari jalur pintu unit gawat darurat...." terdengar suara lembut penuh dengan nada meminta maaf terdengar dari tengah kerumunan.
Sosok putih, langsing dengan pakaian sederhana yang rapih, terlihat menghapus keringat yang keluar dari dahinya yang bersih putih seperti mutiara. Tetapi sosok ini tidak terlihat malu ataupun merasa dirinya rendah.
Walaupun dia berjualan di pinggir jalan seperti pekerjaan rendanhan, tetapi perilaku anggun dan penuh martabatnya tidak berkurang sedikitpun. Dengan tenang wanita itu mengangkat wajahnya dan berkata, "saya akan segera pindah, tolong...."