Semenjak tinggal di kampung ini dua mingguan yang lalu, Alexa belajar menahan kesabaran sampai batas yang mampu ia tolerir. Setiap kali amarahnya bangkit, ia akan menghitung satu sampai sepuluh. Mewanti-wanti diri sendiri agar lebih sabar. Bahwa saat ini ia tengah menjalani hukuman. Selain itu, ingatan kalau dirinya akan dinikahkan dengan Brandon apabika ia gagal dalam menjalani hukuman ini, biasanya cukup ampuh untuk meredakan emosinya. Namun kali ini ia lupa akan semua itu. Kecemasan akan dimiliki oleh Brandon bercampur dengan ketakutan akan nasib papanya, membuat emosinya membumbung tinggi. Ia tidak mempedulikan apapun lagi. Naluri ingin membunuhnya keluar dengan sendirinya. Begitulah. Setelah ia menerjang laki-laki yang dipanggil Pasha itu hingga jatuh terjengkang. Ia langsung mengh