Vino terbayang dengan ucapan ibunya, tentang Mimi yang akankah bisa mengimbanginya? Dia memutar undangan jamuan makan malam dari kolega bisnisnya. Undangan yang terlihat mewah berbentuk persegi itu terus berputar di meja seiring dengan pikirannya yang ikut berputar. Selama ini dia bahkan hampir tak pernah mengajak Mimi menghadiri jamuan, karena biasanya acara itu dihadiri oleh orang-orang dari negara lain dan sembari membicarakan bisnisnya, jadi dia lebih sering mengajak Cathy yang pasti akan nyambung berbicara dengan yang lainnya. Hal yang sebenarnya fatal, bisa saja selama ini Mimi menaruh kesedihan akan hal itu. Bukankah dia lebih berhak berada di sisinya saat acara tersebut? Vino membenturkan belakang kepalanya ke sandaran kursi, menatap langit-langit ruangan kerja yang s
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari