“Pasien baru!” Seorang petugas berseragam satpam membuka pintu kaca kamar bersalin. Dibantu seorang perawat laki-laki berseragam putih mendorong brankar. Tampak di atas brankar terbaring seorang wanita berusia sekitar awal tiga puluhan dengan mata terpejam. Wajah wanita itu pucat, sebagian tubuhnya basah dan kotor, di tangan dan kakinya tampak ada luka gores dan memar. “Bawa ke sebelah sini.” Lia, seorang bidan senior sekaligus kepala ruangan IGD lantai 2 khusus kebidanan mengarahkan. Di lengannya terselip sebuah buku besar. Ruang IGD khusus kebidanan baru selesai melakukan serah terima tugas dari shift malam ke shift pagi. “Mbak Riani, ayo ikut saya.” Lia menepuk pundak Riani yang sejak hari ini bertugas di ruang bersalin ini. Riani mengekor dari belakang. Ia baru saja selesai menerima