"Kau tau, Van?" Mama Ivan sudah kembali ke kursinya. "Sebelum jadi seperti sekarang, Papamu bukan siapa-siapa. Dia cuma laki-laki miskin biasa yang punya semangat tinggi. Sementara kakek-nenekmu, orang tua Mama adalah orang kaya terpandang di kota saat itu. Mama anak terakhir, semua kakak Mama menikah dengan orang dari keluarga yang selevel dengan keluarga Mama. Kamu bisa menebak bagaimana reaksi orang tua Mama ketika Papa datang melamar?" "D-ditolak?" Ivan menjawab ragu. "Ya. Ditolak mentah-mentah. Apalagi saat itu Papamu belum lulus kuliah. Penghasilannya hanya dari kerja serabutan. Menjual apa saja yang bisa dijual, kadang juga ngajar les privat. Kalau kamu jadi Papa, apa yang kamu lakukan?" Ivan menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Ya harus berjuang dong!" Mama Ivan menjawab sendiri