"Raka? Mas?" Panggilnya dengan nada merajuk. Raka pura-pura tidak mendengar, pria itu tetap berlalu masuk ke dalam kamar mengabaikan panggilan Anindya. Anindya kebingungan karena Raka tidak mau membuka percakapan antara mereka berdua sama sekali. Pria itu hanya berpindah tidur dari sofa ke kamar. Anindya perlahan merebahkan tubuhnya, dia tidak bertanya lagi. Raka sudah lelap tanpa menyentuhnya, dia sendiri juga mengatupkan kelopak matanya. Keesokan harinya keduanya terjaga bersamaan. "Mas? Masih marah?" Tanyanya takut-takut. Raka menyeringai lebar melihat Anindya seolah takut membuatnya marah lagi seperti kemarin. "Nggak. Tapi awas kalau janjian sama Edo. Aku nggak mau sekalipun kamu bikin seribu alasan masalah penting di kampus! Aku tidak akan kasih ijin." Ujarnya dengan nada seri

