Arley memandangi istrinya yang masih memejamkan mata. Seakan Elle tidak terganggu dengan sinar mentari yang menembus kain penutup jendela kamarnya tanpa permisi. "Elle, dipandang selama apapun, kamu tetap terlihat sangat cantik. Sebuah keberuntungan bagiku bisa memilikimu. Aku tidak akan pernah melepasmu, Sayang. Tidak akan pernah." Tanpa sadar bibir lelaki itu melengkung, menampilkan senyuman yang mampu membius siapapun yang melihatnya. Ya, Arley tanpa senyuman saja sudah sangat tampan, apalagi saat tersenyum, bahkan matahari pun bisa lupa untuk tenggelam. Butuh berpuluh menit hingga akhirnya Elle membuka matanya pelan-pelan. Piyama berwarna merah muda yang membalut tubuhnya memberikan kesan feminim dan menambah terpancar aura kecantikan wanita itu. Dia menyambut Arley dengan sebua