Aku senang sekali rasanya usai menghabiskan 2 hari di Bintan bersama Hara. Aku sudah memberikan kode kepadanya, aku yakin sekali jika Hara paham akan kode tersebut. Namun, hingga kami pulang, Hara masih diam tak membahasnya. Aku pun tak mendesak perempuan itu. Pagi ini, perempuan itu telat dan aku mengomelinya. Bukan karena tak terima dengan alasannya, namun karena ada beberapa orang karyawan yang tengah berada di sana—tak jauh dari posisiku berdiri. Aku tidak mau dicap sebagai atasan yang pilih kasih. Sedangkan aku pernah memarahi karyawanku yang telat sampai setengah jam seperti Hara itu. Aku meminta Hara merapihkan penampilannya, lalu segera mempersiapkan segala sesuatunya untuk meeting dengan Pak Handoko. Setengah jam kemudian, aku hendak keluar ruangan karena Hara barusan menelepon