Kembali menjalin hubungan bersama Vania, aku mengatakan padanya jika pada umurku yang sudah memasuki 29 tahun, tidak ingin sekedar berpacaran saja. Aku berbicara to the point padanya menyampaikan keinginanku untuk menikahinya. Namun, aku menghargai keinginan Vania yang katanya ingin menjadi pramugari penerbangan internasional. Aku harus bersabar untuk itu. Aku tak ingin ingin menghalanginya yang ingin menggapai cita-citanya. Apa pun yang Vania rencanakan, aku mendukungnya. Aku tidak memaksakan kehendakku. Ternyata, pada suatu saat Vania tidak kebagian jatah untuk naik tingkat pesawat di saat teman dekatnya mendapatkan itu. Mungkin karena perempuan itu belum lama di Daruga atau ada penyebab lain, aku tidak mengetahuinya persis. Dia sedih dan aku menyemangatinya untuk menunggu—siapa tahu pa