Begitu dapat informasi dari Dery, aku langsung ingin mendatangi rumah sakit tempat di mana ibunya Hara akan melakukan tindakan operasi. Pintu terbuka dan aku sontak menoleh pada Anggita, sekretarisku yang akan segera resign dalam waktu dekat. "Ada apa?" tanyaku sambil mengenakan jas melapisi kemejaku. "Saya cuma mau ingetin kalau 1 jam lagi, Bapak ada meeting dengan Pak Handoko. Saya sudah konfir— " "Batalkan! Konfirmasi ulang dengan sekretarisnya beliau. Saya harus segera pergi sekarang." "Tapi, Pak, kemarin Bapak bilang ka— " Aku menatap perempuan itu tajam. "Saya bos di sini. Kamu nggak berhak membantah apa yang saya putuskan." "Ya sudah. Akan saya hubungi kembali sekretarisnya Pak Handoko dan menjadwalkan ulang meeting-nya." Aku mengangguk. "Ada lagi?" tanyaku saat Anggita y