Aku pasrah saja ketika Arka sudah menetapkan tanggal untuk pernikahan kami. Toh alasannya juga masuk akal, aku memaklumi apa yang dikhawatirkannya. Hari ini, aku akan fitting baju pengantin ditemani oleh calon mertuaku nanti saat jam makan siang. Sedangkan Arka akan menyusul karena pagi hari ada meeting terlebih dahulu dengan rekan bisnisnya di Bandung. Rico masuk ke dalam pintu kamarku yang terbuka dan aku bisa melihatnya dari kaca rias. "Kenapa?" tanyaku pada Rico yang menatapku dari kaca rias tersebut. "Aku nggak nyangka, Kakak udah mau menikah aja." Aku tersenyum dan berbalik badan menghadap adikku itu. "Selama ini, Kakak melakukan segalanya di rumah ini. Kakak yang menyelesaikan segala persoalan hidup beberapa tahun belakangan sejak lulus sekolah. Kakak udah bekerja keras selam