(Keesokan harinya) "Restoran Purnama?" gumam Belinda. Saat pertama turun dari kereta kuda melihat papan nama besar dengan warna mencolok merah, menyambut kedatangannya diatas pintu gerbang masuk. "Kau memakai Purnama seperti bisnis milik Saudagar Tionghoa Hong Kui itu sebagai nama restoran ini?" lanjut Belinda. Masih mengerutkan kening saat kini melempar pertanyaan untuk Willem. "Ya! Memang ada masalah?" tanya Willem. "Hmmm, kenapa tak membuat nama baru yang mempresentasikan bahwa kau juga adalah pemilik restoran ini? Nama Purnama terlalu Hong Kui! Terkesan ia adalah pemilik tunggal!" tanggap Belinda. "Tak perlu pembuktian macam itu! Aku juga tak terlalu menginginkan hal-hal terkait nama besar!" balas Willem. Sembari berjalan memasuki restoran, tentu ditemani Aldert yang setia berjal