"Tono dan Joko! Benar?" ucap Willem. Saat duo Penguntit, masih bersujud. Bersimpuh pada lantai dihadapannya. "Angkat wajah kalian dulu! Aku bukan Raja atau sejenisnya! Juga bukan pembesar Ningrat Pribumi yang ingin disembah-sembah tiap saat!" lanjut Willem. Justru merasa tak nyaman. Malah akan tersinggung saat lawan bicara, tak memberi tatapan mata padanya ketika terjadi situasi percakapan. "Kalian tuli?" bentak Wardiman. Lekas menemukan sarana melampiaskan emosi dengan menendang dua orang yang nyatanya, masih terus saja bersujud. Takut untuk mengangkat wajah meski Willem sudah memberi penyampaian cukup jelas. Sempat tersungkur mencium lantai, duo Penguntit tak berani terlalu lama bertahan dalam posisinya. Cepat membenarkan untuk kembali berlutut. Mengikuti intruksi Willem dengan mengan