***
Agglona Green House
Kamar Davien dan Queen
Malam sudah berganti pagi, bahkan cahaya matahari pun mulai masuk lewat cela-cela tirai. Sepertinya matahari pun sudah mulai terik, mengingat kalau saat ini jarum jam sudah menunjukan pukul 07.00 pagi.
Namun kamar besar dan luas itu terus diisi oleh suara erangan dan desahan bahkan dari pagi buta hingga kini berlanjut saat matahari pun mulai terik.
Keduanya seakan tak mengenal lelah, lebih tepat si pria yang terus merayu dan menggoda wanitanya dengan segala cara agar kembali terkulai lemas di bawah kungkungannya.
“Aahh ... enghh...” Tubuh polos itu tersentak akibat hujaman pria diatas tubuh polosnya.
“Sudah cukup, Honey?” Tanya Davien, serak, berat khas dengan suara bergairahnya.
“Ye-ah ... aku oough aku lelah, Vien.”
Davien terseny
