Aku bangun dari tidurku masih dalam dekapan Wang . Tangannya pasti pegal kujadiin bantal semalaman. Tapi Wang tetap tertidur nyenyak dengan senyum tipis di bibirnya. Aku memeluknya dan menatapnya dengan penuh cinta. Mata Wang tampak bergerak-gerak sepertinya alam bawah sadarnya tahu kalau dari tadi aku mengamati wajahnya. Kini matanya mulai terbuka dan Wang balas menatapku “ Good Morning, sudah jam berapa kah sekarang?” Tanya nya padaku “ Baru jam setengah tujuh, tidurlah kembali kalau masih ngantuk. Sarapannya mau di kamar saja atau mau turun ke bawah dan sarapan buffet di Grand Café” Tanyaku sambil mencium pipinya lembut. “ Makan di bawah aja yuk. Aku ingin berinteraksi dengan orang-orang Jakarta. Aku ingin melihat kehidupan di sini biar aku bisa lebih memahami calon istriku ini” Kata