Alin merasakan sentuhan lembut didahinya membuatnya membuka matanya, ia melihat wajah tampan itu menatap dengan tatapan datarnya. Gila...ia merasa tidak ingin bangun dari mimpi, yang menurutnya sangat indah ini. Bagaimana tidak saat membuka matanya, ia melihat laki-laki tampan yang sejak dulu sangat ia cintai. Alin menepuk pipinya dan ia merasakan sakit, wajahnya memerah mengingat apa yang terjadi semalam. Ganendra tetap pada posisinya yang mementingkan tubuhnya sambil menopang kepalanya dengan tangannya, tatapannya tertuju pada Alin yang saat ini sedang menatapnya dengan datar tanpa ekspresi. Alin mengangkat tangannya dan ia kemudian memegang pipi Ganendra. Alin segera menurunkan tangannya dengan cepat karena menyadari kebodohannya. Tanpa kata Ganendra mengangkat tubuh Alin membuat Ali