Setelah itu nenek tidak terbangun lagi. Subuh nenek bangun, dan salat subuh dengan kakek. Sementara Caca dengan kedua sepupunya salat subuh di mushola rumah sakit. Mata Caca masih mengantuk, karena tadi malam bisa dikatakan ia hampir tidak tidur. Tatapan mata nenek yang menyimpan kesedihan, dan suara helaan nafas nenek yang menyiratkan rasa kecewa sangat mengganggu pikiran Caca. Dari mushola, telepon Caca berbunyi. Safir yang meneleponnya. "Assalamualaikum, ada apa?" tanya Caca. "Wa'alaikum salam. Umi minta aku untuk mengantar sarapan ke rumah sakit. Kamu masih di rumah sakit kan?" tanya Safir. "Iya masih." Kepala Caca mengangguk, seakan Safir bisa melihatnya. "Kamu tidak usah keluar untuk membeli sarapan, aku akan membawa sarapan untuk kalian masakan umi sendiri." "Iya, terima kasi