Hari pertama, Cassandra ditempatkan di divisi produksi, ia belajar seluk beluk pembuatan garmen dari proses awal yaitu pemesanan Bahan Baku (Order) setelah bahan baku dipesan dan datang maka langkah kedua adalah Inspeksi Bahan Baku (Inspection) ilustrasi inspeksi kain.
Setelah itu pembuatan Pola Garmen (Pattern Maker) ilustrasi marker, lalu ke pemotongan Bahan (Cutting) ilustrasi cutting dengan mesin yang sangat canggih, kemudian Penjahitan/Perakitan (Sewing) dan Tahap Akhir adalah ilustrasi bagian finishing.
Semua langkah itu sudah diterapkan di perusahaan dimana Cassandra bekerja tapi lingkup MGT lebih luasa dan canggih, peralatannya juga sangat mutakhir. Tentu saja karena perusahaan garmen itu adalah perusahaan terbesar di Australia.
Dua tim dari Semesta Alterio Textile, mempelajari semuanya dengan sungguh sungguh agar semua ilmu yang mereka dapatkan di MGT bisa dipraktekkan di Semesta Alterio Textile, bahkan Kavindra juga memesan beberapa alat seperti yang ada di MGT untuk perusahaannya yang memang mulai berkembang pesat.
Seminggu berlalu, weekend adalah hari libur juga di MGT jadi tim dari Semesta Alterio Textile juga bebas tugas, Kavindra yang memang setiap hari memantau pegawainya di MGT memberikan waktu weekend itu juga untuk istirahat bagi tim tim yang magang, Ia tak ingin mereka tertekan dengan target yang ia tetapkan.
Cassandra sedang bersiap saturday night ini, om Albert mengundangnya makan malam bersama keluarganya karena selama di Melbourne Cassandra belum pernah datang ke rumah om Albert dan menjelaskan semuanya kenapa ia bisa bekerja di perusahaan garmen lain, bukan di perisahaan papanya.
Karena udara Melbourne panas ia hanya memakai pakaian tipis, atasan off shoulder berwarna pink, juga rok jeans selutut. Cassandra memadukan dengan flat shoes berwarna hitam dan sling bag untuk tempat ponsel dompet dan passport, ia kemudian bergegas keluar dari kamar hotelnya dan berjalan menuju lift. Ia tak tahu kemana rekan rekan satu timnya, bisa jadi mereka jalan jalan sendiri di sekitar hotel atau mungkin ke tempat wisata di Melbourne.
Cassandra keluar dari lift dan melintasi lobby lalu keluar, ia melihat Kavindra memasuki sebuah mobil dan pergi.
"Kemana pak Kavindra?" gumam Cassandra pelan, ponselnya berbunyi, ada rekan satu timnya diberikan ponsel baru yang berisi nomor lokal Melbourne agar bisa berkomunikasi, sedangkan Cassandra tetap membawa ponselnya karena nomor yang ia miliki adalah nomor internasional yang bisa dipakai di belahan bumi manapun tanpa harus ganti nomor.
"Halo..."
"Cas... kamu dimana? kita keluar yuk jalan jalan, teman teman mengajak aku jalan bersama, kamu juga, mau ya? asyik ramai ramai kita jalan."
"Aduh Nath sorry, Aku ada di luar nih, aku janji mau bertemu dengan teman."
"Teman kamu orang Australia?"
"Iya..."
"Yaaaa... ya sudah deh, kami mau jalan, kamu tidak apa apa kan kita tinggal?"
"Tidak apa apa, santai saja, have fun ya."
"Okay."
Cassandra mengakhiri panggilan teleponnya, sebuah mobil berhenti di depannya dan drivernya keluar kemudian mendekati Cassandra.
"Miss Cassandra?"
"Yes, its me, who are you?"
"I am is Mr. Albert driver, I want to pick you up," ucap pria paruh baya yang ada di depan Cassandra.
"Pick me up? but uncle Albert don't say anything?"
"I don't know, he just instruct me to pick you up."
"okay," jawab Cassandra dan mengikuti langkah driver itu masuk dalam mobil, Cassandra masuk dalam jok belakang mobil mewah milik om Albert itu.
~~~
~~~
Cassandra keluar dari mobil om Albert saat mobil berhenti di mansion luas adik dari papanya itu, ia senang bisa datang ke rumah omnya itu karena ia punya saudara sepupu seusia dirinya. Walau jarang bertemu tapi Cassandra selalu keep in touch dengan sepupunya itu, Cassandra kemudian berjalan masuk ke dalam mansion om Albert.
Ada beberapa mobil yang ada di halaman mansion om Albert, tentu saja Cassandra tidak heran karena om Albert sebagai direksi perusahaan garmen terbesar di Australia.
Cassandra beberapa kali ke mansion om Albert sehingga ia tahu dimana letak ruang makannya, Cassandra berjalan masuk lebih ke dalam dan masuk ke ruang makan om Albert.
Keluarga om Albert sudah berkumpul di ruang makan, tapi betapa terkejut Cassandra saat melihat bosnya, Kavindra ada di sana. Cassandra terpaku di tempatnya, ia bingung harus melakukan apa karena Kavindra sudah melihat dirinya.
Case? kamu sudah datang?" sapa Jenna, saudara sepupu yang seusia dengannya.
"Hai Jen," sapa Cassandra kikuk dan berjalan mendekat ke meja makan dan mencari tempat duduk di samping Jenna dan Shayna, adik Jenna yang lebih muda lima tahun dari Jenna dan Cassandra.
Kavindra menatap Cassandra penuh tanya, tak menyangka bisa bertemu pegawainya di rumah direksi Melbourne Grand Textile.
"Selamat malam pak Kavindra," sapa Cassandra kikuk.
"Selamat malam, kamu disini..."
"Cassie ini adalah..."
"Saya teman Jenna, dan Shayna, ya kan Sir?" Potong Cassandra saat om Albert akan menjelaskan siapa dirinya, om Albert mengernyitkan keningnya bingung kenapa Cassandra menjawab bukan yang sesungguhnya.
"Yes," jawab om Albert ragu.
"Oh, teman."
"Iya, kebetulan saya ada di Melbourne jadi Jenna mengundang saya dinner, tidak menyangka bertemu pak Kavindra disini," jawab Azkia sedikit tidak enak karena harus berbohong.
Jenna dan Shayna menatap Cassandra penuh tanya tidak mengerti apa yang dibicarakan Cassandra tapi Cassandra hanya menggelengkan kepalanya saja dan mengisyaratkan untuk tidak bertanya dulu.
"Baiklah kalau begitu, kita mulai makan malam kita," ucap aunty Nicole, istri om Albert.
Aunty Nicole meminta maid menghidangkan makanan kepada semua yang ada di sana, untuk om Albert, Kavindra, Cassandra, Jenna dan Shayna.
Om Albert makan dengan sedikit obrolan bisnis dengan Kavindra sedangkan Cassandra memilih diam saja, setelah makan malam selesai, om Albert beralih ke ruang tamu bersama aunty Nicole dan Kavindra sedangkan Cassandra mengajak Jenna dan Shayna mencari tempat bicara.
Jenna mengajak Cassandra ke samping kanan rumah yang adalah kolam renang dengan kursi kursi santai disana, mereka bertiga duduk disana.
"Apa yang kamu lakukan tadi Case? kenapa mengatakan hal itu pada rekan bisnis daddy, kamu mengenalnya?"
"Dia itu atasan aku Jen."
"What? your bos, tapi bukankah uncle Arya punya perusahaan garmen kenapa kamu malah bekerja di perusahaan garmen lain? kata Daddy rekan bisnisnya ini juga pemilik perusahaan garmen."
"Iya Jen aku tahu kebingungan kamu, om Albert dan aunty Nicole pasti juga sama. Hanya saja aku tidak ingin tiba tiba jadi kepala divisi di perusahaan papa, aku ingin memulai dari bawah dan itu tidak akan bisa aku lakukan di perusahaan papa, papa tidak akan mengijinkan aku jadi pegawai biasa, kamu mengerti kan?"
Jenna dan Shayna mengangguk mengerti.
"Kamu benar Case, oleh karena itu saat kuliah aku mengambil jurusan perbankan, kita satu server," gelak Jenna.
"Kuliah kamu bagaimana shayn?"
"Baik Case, kakak jahat, jadi nanti aku yang akan kerja di garmen?"
"Iya dong." Jawab Cassandra dan Jenna bersamaan lalu tergelak membuat Shayna cemberut.
"Kalian kompak sekali," gerutu Shayna.
"Aku ke kamar dulu, ada kuis hari senin, aku harus belajar." Shayna beranjak dari duduknya dan masuk dalam mansion.
"Bagaimana kabar Daniel Case?" tanya Jenna kemudian.
Cassandra terkejut dengan pertanyaan Jenna, ia menghela nafas panjang mengingat apa yang dilakukan Daniel beberapa waktu lalu.
"Aku sudah putus dengannya beberapa bulan lalu karena dia selingkuh."
"What? He have affair?"
"Yes, He have, and you know what? beberapa Minggu lalu aku bertemu dia di mall dan saat pulang ia menghentikan aku di jalan yang cukup sepi and going to r**e me, dasar pria brengsek."
"What!! lalu?"
"Untungnya ada pak Kavindra yang lewat dan menolong aku dan menghajar Daniel."
"Pak Kavindra? rekan kerja daddy tadi?"
"Iya."
"Untunglah kamu selamat, kamu laporkan dia ke polisi kan?"
Cassandra menggelengkan kepalanya.
"What? why?"
"Aku malas memperpanjang masalah, yang penting aku baik baik saja kan?"
"Kamu terlalu baik Case, kalau dia akan melakukan hal yang lebih buruk kepada kamu bagaimana?"
"Aku belum berpikir ke arah sana Jen."
"Dia bisa saja dendam kepada kamu dan pak Kavindra."
Cassandra berpikir sejenak, bisa saja yang dikatakan Jenna terjadi tapi ia berharap Daniel tidak lagi mengganggu dirinya.
Lynagabrielangga.