43. Menenangkan pikiran

1377 Kata

"Cilia?" Mendapati gadisnya ada di depan pintu, tentu saja Arga bahagia. Namun, sesuatu yang ia lihat selanjutnya membuat Arga murka. "APA INI CILIA!" bentak Arga seperti biasa. Tinggi dan menyeramkan. Arga bukan orang bodoh yang tidak tahu benda apa itu, tapi yang ia tanyakan adalah benda siapa ini. Cilia yang tak mampu menjawab, hanya bisa menangis kemudian memeluk ayahnya. "Papah hiks, maafin Cilia. Cilia khilaf! Cilia hamil." "APA!" Mendorong dan menatap Cilia tajam. Meski Arga tahu endingnya pasti seperti ini, tapi rasanya sakit sekali. Seorang gadis yang sejak bayi ia urus, asuh dan sayangi ternyata di lahap pria tengik yang sangat ia benci. "Pergi dan jangan panggil aku papah lagi!" Entahlah, Arga seperti merasa patah hati. Buru-buru berbalik dan menutup pintu. Namun, Cilia

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN