EPILOG

1088 Kata

Empat tahun kemudian ... Sinar matahari merembes lewat cela gorden, aku sedikit mengernyit sebelum membuka mata. Pemandangan pertama yang kulihat adalah wajah Alea. Dia masih terlihat nyenyak dalam tidurnya, tanganku terulur untuk menghalau cahaya yang mengenai wajahnya. Dalam diam, aku terus memandangi Alea. Sudut bibirku sedikit terangkat saat mendengar dia menggumam. Perlahan aku mendekat dan mencium puncak kepalanya sedikit lama. Karena kelakuanku, Alea meleguh dalam tidurnya. Tidak lama, matanya terbuka menampilkan iris berwarna hitam. Dia terdiam beberapa detik, kemudian menyunggingkan senyuman yang menemani pagiku selama empat tahun belakangan ini. “Selamat pagi?” “Pagi juga, Mas.” Alea menggeliatkan tubuhnya dan bersiap untuk bangkit, tapi lebih dulu kutarik sehingga kembali

Cerita bagus bermula dari sini

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN