Keadaan sekolah mulai lenggang karena sudah jam pulang. Langkah kaki gue mengayun menuju perpustakaan, tempat di mana Jovan membuat janji temu sepihak. Suasana hening menyambut. Pandangan gue mengedar ke sekeliling untuk mencari keberadaan sosoknya. Jovan duduk di meja yang tepat berada di tengah-tengah. Dengan pasti, gue mendekat dan mendaratkan b****g di kursi yang berhadapan langsung dengan Jovan. Mendengar pergerakan, Jovan mendongakkan kepalanya. Memandang gue beberapa detik lalu menghembuskan napasnya. “Semenjak kejadian itu, bagaimana hubungan kalian?” Mengerjapkan mata, gue sedikit terkejut mendengar Jovan menanyakan hal itu secara langsung. Gue kira dia bakal menyambut kedatangan gue dengan hinaan. Ternyata salah! Gue terlalu banyak berandai-andai hal yang buruk. “Baik. Pak A