Suasana vila benar-benar asri. Kabut tebal, lingkungan yang jauh dari hiruk pikuk keramaian termasuk polusi dari kendaraan, selain sekeliling vila yang dihiasi aneka tanaman buah. Di sana tak sampai dihiasi bunga hias dan memang penuh dengan pohon buah. Dari buah mangga, jeruk, jambu biji kristal, juga kelapa dan pisang yang memenuhi sekeliling pekarangan. Lintang yang duduk bersebelahan dengan Sultan, dan mereka hanya dipisahkan oleh keberadaan meja bundar berbahan kayu, menjadi kerap senyum-senyum sendiri hanya karena mengamati semua itu. “Mas, ... itu jeruknya asli, kan?” tanya Lintang malu-malu. Wajah cantiknya menjadi merah merona hanya karena rasa gugup yang selalu ia rasa di setiap ia bersama pujaan hatinya. “Ya asli kayak cintaku ke kamu, apalagi mereka kan juga belum pernah ke a