“Mas Sultan ....” Malu-malu Lintang membahas Sunny. “Mmm?” Sultan dengan wujud Sunny refleks bergumam, menatap Lintang yang langkahnya makin pelan, dengan tatapan penasaran. Hati Sultan sampai berdebar-debar karena gerak-gerik Lintang sungguh penuh arti. Lintang menunduk, kemudian memastikan tak ada lagi siswa yang tersisa baik di dalam maupun kelas mereka. Setelah berhenti dan berdiri di ambang kelas mereka, Lintang berkata, “Besok kalau aku jadi lulusan terbaik, ... aku ... aku mau minta, ... hadiah ....” Saking tidak yakinnya karena ragu bahkan malu, suara Lintang sampai tak terdengar khususnya ketika ia mengucapkan minta hadiah. “Hadiah ...?” Sultan yang berucap lirih sampai memiringkan kepalanya. Ia cukup terkejut karena seorang Lintang sampai meminta hadiah kepadanya, tapi Lintang