“Sampe apa? Kok gak dilanjutin?” tanya Siena penasaran.
“Gak deh. Gak papa kok.” Axek masih belum ingin membongkar tentang ciuman mereka.
“Kok gitu. Apaan sih? Emang ada apa?” Siena mendesak Axel.
“Gak papa.” Axel kembali mengambil majalah yang tadi dia letakkan.
“Axel ih. Kenapa sih.” Siena makin kesal dengan sikap Axel.
Axel menatap Siena sambil tersenyum. Gemas sekali dia melihat Siena merengek seperti itu.
Kalau saja Siena tidak selalu mengagungkan status sebagai ibu tirinya, pasti saat ini wanita itu sudah ada di dalam pelukannya.
“Jawab dulu, kenapa malam itu kamu minum banyak banget?” tanya Axel yang hanya ingin meminta Siena jujur secara sadar.
“Gak papa. Gak ada alasan kok. Cuma pengen aja,” jawab Siena sok santai.
“Cuma pengen? Gak ada yang lain?” pancing Axel.
Siena me
