[31] Adnan yang Seperti Dulu?

1390 Kata

“Mami shock sampe nggak bisa berkiti-kiti,” bisik Argam ditelinga sang adik, “makanya nggak keluar kamar.” “Hihihi,” Lolita terkikik. “Berarti kita langsung caw aja yak?” tanya Lolita. Tidak mungkin papinya akan melepaskan kepergian menantunya. Pria itu kan bucin sejati. Dia pasti memilih berada di sisi istrinya yang sedang tidak baik-baik saja. “Kita nggak pamitan sama Papi, Mami, Gam?” “Nggak perlu, udah gue wakilin, Bro!” Argam merangkul batang leher adik iparnya, “si Mami yang ada malah pingsan liat mantunya.” Keuk! Secara sekarang menantu laki-lakinya yang tampan, terlihat seperti patung emas murni hidup yang berjalan. Lolita jadi ingin terbahak. Semula ia dimarahi habis-habisan karena dianggap tak bersyukur. Setelah mengetahui kebenarannya, seperti kata Argam sang kakak, wanita

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN