Bab 22

3096 Kata

Hening. Kania berpikir sebentar. Apa mungkin ia harus bicara sekarang? Gadis tersebut bimbang. Ia hanya menghela napas pasrah. “Nggak ada, Bia. Yang aku tau, Om Bian itu galak dan ketus kalo sama Kania.” Yasmin tersenyum mendengar laporan Kania. Ia mengusap punggung tangan putrinya. “Betah-betahin, ya. Masa SMA sebentar lagi selesai, kok. Setelah itu, kamu bebas kejar cita-cita kamu. Mau lanjut kuliah ke mana aja, Bia akan berusaha penuhi.” “Kuliah, ya, Bia?” Kania bahkan sudah tidak punya harapan untuk melanjutkan pendidikan setelah tamat SMA nanti. Itupun kalau dia ... tamat. Gadis tersebut menunduk, lalu diam-diam tersenyum getir. Bagaimana mungkin ia optimis lulus dari SMA, sedangkan baru masuk kelas 12 saja sudah berbadan dua. “Iya, kuliah. Kamu kenapa, Kania? Bia lihat akhir

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN