Bab 10

2109 Kata

Biantara. Pria dengan mata elangnya itu menyorot tajam ke arah Kania. Lirikannya seolah memberi kode untuk gadis itu masuk ke dalam mobil. Cepat, Kania memeluk ranselnya, kemudian berlari menembus derasnya hujan untuk masuk ke mobil. Ia duduk di depan, samping kursi kemudi. Helaan napasnya masih terdengar berat dan buru-buru. Bagian lengan dan bahunya juga basah. Rambut yang tampak sedikit berantakan pun basah di bagian atas. Tetes air hujannya menghias wajah gadis itu. Dan entah kenapa, melihat Kania yang seperti ini justru menambah kesan seksi di mata Biantara. Pria itu sempat menaruh atensinya ke sana tanpa Kania sadari. Dan pikiran Biantara pun mulai campur aduk, antara benci juga keinginan untuk melakukan sesuatu yang sulit dijelaskan. Apalagi tubuh Kania mulai menggigil

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN