“A Dirga?” sapa Tita pelan.
“Eh, Tita!” Dirga terkejut ketika menemukan Tita tiba-tiba berdiri di hadapannya. Ia terlalu serius mengamati satu per satu bunga di dalam florist, memilih dan menimbang mana yang sekiranya baik, sampai abai pada pengunjung lain yang kebetulan sedang ada di sini juga.
“Kirain tadi salah liat, ternyata bener A Dirga.” Sejak masuk ke dalam florist Tita serasa mengenali sosok tegap yang berdiri kaku di salah satu sudut, terlihat kikuk juga kebingungan. “Aa lagi apa di sini?”
“Cari bunga, Ta," jawab Dirga malu-malu.
Sudah lebih dari 20 menit Dirga berkeliling melihat-lihat berbagai macam bunga yang ada, tapi tidak kunjung mendapat pencerahan mana yang harus ia pilih. Kuntum-kuntum cantik beraneka warna itu semua terlihat indah, tapi tak ubahnya titik-titik d
