Tidak terasa sudah satu minggu, Dave terus mengantar jemput Atha setiap hari. Besok adalah hari libur Atha, dia tidak ada praktek selama dua hari di akhir pekan. Dave selalu memperhatikan setiap gerak-gerik Atha, disaat ia sedang bekerja. Dave begitu mengagumi sosok Atha, saat ia memberikan masukan dan arahan untuk para kliennya. Baginya, Atha bukan hanya melakukannya karena ia seorang psikolog. Tapi, karena ada sebuah kepedulian terhadap sesama. Sikap Atha yang begitu lembut, ramah dan peduli itulah yang membuat Dave semakin tertarik, untuk lebih mengenal sosok Athanasia. Sejak ia mengenal Atha, rasa kecemasan yang sering hinggap padanya mulai berkurang. Dave mulai dapat mengendalikan perasaan seperti itu. Bahkan ketika asisten pribadinya memberi laporan tentang urusan kantor pun, Dave

