Chapter 108. Harapan Baru

1014 Kata

Pagi datang dengan cahaya yang lembut, menyelinap pelan melalui sela tirai ruang tengah. Arga terbangun lebih dulu, masih dalam posisi yang sama seperti saat ia tertidur semalam. Fathan meringkuk dalam pelukannya, tangan kecil itu mencengkeram erat kausnya. Ada kehangatan di d**a Arga yang ia rasakan penuh. Bukan sekadar lega. Bukan hanya rindu yang terjawab. Tapi juga rasa kembali memiliki sesuatu yang sempat ia takut hilang, ruang dalam hidup Fathan. Ketika Fathan pelan-pelan membuka mata, butuh beberapa detik sebelum ia benar-benar sadar bahwa Ayahnya masih ada di sana. Ayahnya tidak pergi dan tidak hilang. "Ayah…" suaranya serak. Arga tersenyum. "Pagi, Sayang." Fathan memeluknya lagi. Pelukan yang pelan tapi penuh keyakinan seolah ia sedang menilai apakah dunia masih aman. Arga me

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN