Anjani menatap kecewa benda pipih memanjang di jemarinya. Benda tersebut hanya bergaris satu yang berarti dirinya negatif dari kehamilan. “Tidak apa-apa, tidak apa-apa,” gumam Anjani menenangkan dirinya sendiri. Meski ia tak bisa menutupi perasaan sedihnya, dan kini matanya mulai berkaca-kaca. Hari ini tepat lima bulan ia menjadi istri Arjuna Fusena, dan untuk kesekian kalinya ia melakukan tes kehamilan. Salahnya sendiri yang terlalu berekspektasi terlalu tinggi, ketika jadwal menstruasinya telat hanya beberapa hari, Anjani sudah berpikir jika dirinya hamil. “Sayang, sudah atau belum?” pintu diketuk dari luar dan suara Arjuna memanggil terdengar. Anjani mengembuskan napas dan mengahpus air matanya. Ia tidak ingin terpergok telah menangis karena ia sudah berjanji, apapun hasil Test Pac