Dengan sangat amat terpaksa, Anjani turut menghadiri undangan ayah Malik. Ia tidak bisa meminta bantuan Fitri dan Ami untuk kabur dari acara makan malam, karena kedua sahabatnya itu yang seorang perawat tengah bertugas. Sementara ia tidak mungkin meminta bantuan orang lain, karena terlalu malas mencari alasan yang kuat agar tidak terlihat mencurigakan. Mematut diri di depan cermin, Anjani berkali-kali berdecak kesal pada diri sendiri. Ia benar-benar tak ingin menghadiri undangan makan malam Om Jefri—ayah Malik. Namun ia juga tak memiliki alasan kuat untuk menolaknya. Dengan gerakan enggan, Anjani memoles wajahnya dengan riasan ringan. Ia hanya mengenakan bedak tipis dan pewarna bibir berwarna peach. Sekali lagi memastikan penampilannya sudah sempurna, Anjani meraih tas tangannya dan berja