"Maaf ya Vin, karena aku kamu jadi mengabaikan pekerjaan." "Tidak apa apa sayang, itu sudah kewajiban aku, lagipula aku tidak akan tenang jika aku tetap di Jakarta sedangkan kamu tidak tahu dimana rimbanya," jawab Arvin mencium puncak kepala Azkia berkali kali. Azkia merasakan kantuk menyerangnya dan tak menunggu lama ia pun memejamkan mata dan tidur, nafas Azkia terdengar teratur. Arvin menoleh dan melihat kekasihnya itu sudah terlelap tidur, ia kemudian mengangkat tubuh Azkia dan membawanya masuk dalam kamarnya. Arvin membaringkan Azkia di atas ranjang dan kemudian menyelimutinya, ia menatap wajah sendu Azkia, masih terlihat rasa kekhawatiran di wajah kekasihnya itu. Arvin menunduk dan mengecup kening Azkia lama kemudian keluar dari kamar Azkia, bukannya masuk ke kamar Arvi