"Tidak. Dia harus pulang denganku.” “Tidak bisa. Ibu mau mengajaknya belanja.” Kaivan menggeram kesal. Ia ingin menjemput Aluna, membawanya pulang ke rumahnya, tapi ibunya menahannya. Meminta Aluna menginap lagi. Aluna menatap Kaivan dan Anggita bergantian. Dua orang itu masing-masing memegangi tangannya dan menariknya. Tubuhnya pun oleng ke arah Kaivan dan Anggita bergantian karena keduanya tak mau ada yang mengalah. “Ibu, dia ini istriku!” ucap Kaivan dengan nada suara lebih tinggi dari sebelumnya seraya menarik Aluna hingga jatuh dalam dekapannya. “Tapi dia menantuku! Menantuku adalah anakku!” balas Anggita tak mau kalah. Ia lalu menarik Aluna membuat Aluna jatuh dalam dekapan. Kepala Aluna muka berdenyut ngilu. Jika ini diteruskan, ia yakin mungkin sampai pagi tidak akan usai

