36. Marah Besar

1346 Kata

Aluna menutup mulutnya dengan kedua tangan menahan suara desah yang berusaha lolos dari mulutnya. Bagaimana tidak? Kaivan benar-benar tak tahu tempat, meminta jatah saat itu juga dan dirinya tak bisa menolak meski telah mengatakan tidak. Kedua tangan Kaivan memegangi pinggang ramping Aluna, menahan tubuh istrinya saat dirinya menggerakkan pinggulnya pelan tapi mantap. Posisinya duduk di kursi dengan Aluna duduk di pangkuannya, membelakangi dirinya. Suara derit kursi semakin nyaring terdengar seiring bertambah cepatnya gerakan Kaivan. Dan saat jutaan kembang api seolah meledak-ledak di depan matanya yang terpejam, dipeluknya Aluna begitu erat. Sangat erat sampai-sampai membuat Aluna mendongak merasakan bagian tubuh Kaivan dalam dirinya seakan menyentuh batas. Napas Kaivan terengah, se

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN