POV Nina "Sayang." Om Satria berbisik lembut di telingaku. Aku melingkarkan tangan memeluknya. Rasanya baru saja tidur, jadi masih begitu mengantuk. "Sayang." Mataku terasa berat, namun aku membukanya walau dengan malas, menatap suamiku yang tampak segar habis mandi. Aroma sampo yang wangi menguar dari rambutnya yang masih lembab, ia tampak begitu tampan, bertopang dagu memandangku dengan senyum kecil terulas di bibirnya. "Sudah asar dari tadi. HPmu terus berdering, panggilan dari Putri, tidak ingin kamu angkat?" Ia menunjukkan HP-ku terdapat 10 an panggilan tak terjawab. Aku menggeliat meregangkan tubuh yang terasa pegal-pegal habis perjalanan jauh Lampung ke Jakarta, juga aktifitas kami tadi sebelum makan dan tidur. Aku memeluk suamiku lalu memejamkan mata. Damainya. Terdengar HP