121

1900 Kata

POV Nina Aku sebentar-sebentar mengintip lewat lubang kunci, lalu kembali mondar-mandir di ruang tamu dengan gelisah. Karena magrib, maka pintu kukunci rapat. Kok suamiku dan Zaki gak pulang-pulang ya padahal udah magrib? Bahkan azannya sudah sepuluh menit yang lalu. Membayangkan suamiku bertemu dengan Wulandari lalu mengobrol akrab dengannya, aku kesal sendiri. Bete, kesal, dan perasaanku semakin gak menentu saja dari waktu ke waktu. Kok gak pulang-pulang, sih? Aku menatap jam dinding. Sudah mau isya tapi gak pulang juga. Akhirnya aku meraih HP di kamar lalu menghubungi nomer suamiku. Langsung diangkat. Di layar HP, tampak Om Satria memperhatikanku. "Ya, Sayang?" ucapnya. "Ada apa?" tanyanya yang membuatku menatapnya tak percaya. Bisa-bisanya ia bertanya seperti itu padahal ini sudah

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN