64

2416 Kata

"Ha ha ha. Baiklah, Mas salat. Nanti mas beri tahu." Cup. Ia mencium pipiku lalu berjalan menuju kamar mandi. Aku menggelengkan kepala melihat kelakuannya yang berhenti di ambang pintu kamar mandi dan tertawa lagi. Rasanya ingin aku, hiiih. Jitak kepalanya deh. Udah gede tapi kadang seperti anak kecil kelakuannya. Padahal dulu pas belum nikah dia gak begitu. Aku memutuskan menunggunya di kamar saja. Sambil menunggu, aku merapikan seprei, menumpuk bantal, lalu merebah di ranjang yang empuk. Tak lama kemudian suamiku pun masuk dengan rambut sedikit basah. Air menetes-netes dari wajahnya yang terlihat segar juga tangannya. Ia tersenyum padaku lalu memosisikan diri menghadap kiblat. Aku terus memperhatikannya salat sampai akhirnya ia mengucap dalam. Diangkatnya tangan ke udara dan berdoa. Set

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN