POV Satria "Mas gitu, deh, nyebelin. Ditanyain beneran, ju-ga." Nina cemberut. Aku menggelengkan kepala melihat sikapnya. Padahal sudah dijawab jujur, malah ngambek. Perempuan, perempuan. "Mas juga menjawabnya beneran, Sayang. Kalau Mas tidak cinta, tidak mungkin melakukannya dengan adik. Pasti tidak ada dia di sini." Kuusap perutnya dengan lembut. Matanya terlihat berbinar, dia menatapku lekat dengan senyum di bibirnya. "Mas benar-benar cinta sama aku, kan?" tanyanya seolah sedang meyakinkan dirinya sendiri. Nina beringsut mendekat lalu melingkarkan tangan ke pinggangku, lalu menyandarkan tangan ke pundakku. Aku menoleh memandangnya dan mengangguk, lalu tatapanku kembali fokus ke jalanan berdebu. "Benar-benar benci, Sayang." "Iiiih!" Nina langsung mencubit kuat pinggangku, aku mering
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari


