Nelson menyetir dengan kecepatan penuh. Bi Asih yang berada di bangku belakang hanya bisa diam sambil terus merapalkan doa. Wanita paruh baya itu sungguh tidak berani mengusik kemarahan tuannya. Meskipun dibayar dengan beribu ribu emas sekalipun. "Asih, jangan pernah bawa Aruna bertemu lagi dengan Sybil!! Jika kau sampai melakukannya lagi, kau tau akibatnya!" Desis Nelson yang langsung diangguki cepat oleh Bi Asih yang masih berpegangan erat dengan seatbeltnya. "Itu tadi mama pa? Kata papa mama sudah meninggal? Papa bohong sama Runa?" Tanya Aruna lirih. Nelson sendiri memilih diam, tidak menjawab pertanyaan Anaknya. Laki laki itu terus terfokus pada jalanan di depannya. Wajahnya yang kaku dan penuh kerut di dahinya itu menandakan bahwa ia sedang memikirkan sesuatu saat in