Flora berlari dengan napas memburu. Jantungnya seperti nyaris lepas dari dadanya. Tidak dia pedulikan lagi kakinya yang lecet karena sepatunya yang tidak terlalu nyaman itu. Air mata berjatuhan di pipinya, sementara isakkannya tertahan oleh deru napas yang memburu. "Pasien kecelakaan yang di perempatan ada di mana yah mbak?" gadis itu bertanya pada resepsionis dengan napas tersengal. Butiran keringat mengalir deras di dahinya yang putih bersih itu. Flora kembali berlari ketika suster di bagian Resepsionis memeberitahukan ruangan yang di maksud. Tapi ketika Flora sampai di depan kamar itu dan berusaha untuk mengatur napasnya, gadis itu melihat beberapa orang berada di ruangan itu. Matanya membola ketika melihat Babel terlihat tidak sadarkan diri di lantai, ada darah di sekitarnya. Flora t