Vino dan Rania sudah sampai di restoran favorit Vino. Rania sadar dia tidak punya uang banyak untuk makan di tempat mewah seperti itu, hingga membuat dia maju mundur untuk mengikuti langkah kakinya Vino. Vino yang tidak peduli dengan Rania terus saja melangkah dengan cepat dengan raut wajah datar, membuat Rania segan untuk banyak bicara. Bruk! Vino menabrak seorang perempuan yang baru saja keluar dari restoran. “Vino,” ucap seorang perempuan yang dihafal betul parasnya oleh Rania. “Vindi, lu ngapain di sini?” tanya Vino yang mimik wajahnya berubah seketika menjadi lebih cerah dan ramah. “Gua baru habis makan, lu juga mau makan?” tanya Vindi balik. “Iya, gua mau makan, lapar,” sahut Vino sambil memegang perutnya sendiri. “Gua temanin ya,” ucap Vindi, tanpa menunggu jawaban dari Vi