Brugh! Ken meletakkan tasnya dengan sedikit kasar kemudian merebahkan diri ke atas ranjangnya. Tangannya terangkat dan bertengger di atas dahi dengan ia yang memejamkan mata. Menghela nafas berat, ia masih geram dengan kelakuan gadis yang berani memeluknya. Tubuhnya tiba-tiba terasa digelitik. Ia segera bangkit menegakkan punggungnya kemudian membuka kaosnya dan membuangnya ke tempat sampah. Rasanya jejak tangan gadis itu masih menempel di bajunya dan itu benar-benar memuakkan. Ia kembali merebahkan tubuhnya dan memejamkan mata hingga perlahan meraih alam mimpi. "Ken! Kemari!" teriak sebuah suara yang berbaur dengan suara deburan ombak. Ken membuka matanya dan mengarah pandangan pada sumber suara. Di sana ia melihat mamanya tengah bermain voli pantai dengan papa juga paman dan bibinya.