Wanita itu menatap dengan tatapan kosong pada makan siang yang tidak layak dan tidak ada nilai gizinya sama sekali itu. Hanya nasi yang disiram kuah kari, rasanya asin, tidak ada enak-enaknya sama sekali. Proteinnya hanya ada telur yang sudah dipotong menjadi setengah butir saja. Itu pun, dia mendapatkan asupan protein karena keadaannya yang tengah hamil. Jika dia tidak hamil, dia hanya akan mendapatkan sepiring nasi yang disiram kuah sayur, sayur yang rasanya hambar dan tidak karuan, tidak ada sumber protein apalagi buah sebagai pelengkap makanan sehat. Dia mencengkram erat sendok dan garpu di tangannya, matanya kembali berembun saat dia menyuapkan makanan hambar itu ke mulutnya. Hidup segan mati tak mau. Itulah yang dirasakan oleh wanita hamil dengan status tahanan seumur hidup di