Rayyan yang mendengarnya langsung tersentak, dia belum menyelesaikan kalimatnya, namun Lova sudah menyimpulkan, duduknya langsung tegak. Tatapannya langsung berubah khawatir. Khawatir dengan keadaan Lova yang saat ini hatinya masih rapuh. “Bukan, Demi Tuhan, bukan, Lova. Dengarkan aku, aku mengatakan ini supaya kamu mengetahui dengan sejelas-jelasnya bagaimana perasaan kami pada kamu saat ini, termasuk perasaan Galen. Aku ingin meminta maaf atas nama keluargaku karena telah menghancurkan hidupmu, berkali-kali dan bertahun-tahun.” Rayyan bahkan sangat sesak mengatakannya, semua fakta tentang semua hal yang terjadi di masa lalu dan bagaimana itu menghancurkan hidup Lova kembali terbayang dengan rasa sakit yang menghujam jantungnya disertai rasa sakit. Dengan semua yang terjadi, rasanya Ra